002-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Pada
suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang
laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah saw.
menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu
bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah saw. menjawab:
Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan
apa pun, mendirikan shalat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan
Ramadan. Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?
Rasulullah saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu
melihatmu. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu?
Rasulullah saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih
tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya;
Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara
tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu
tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling
bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima,
yang hanya diketahui oleh Allah. Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah
Taala: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana
ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian
orang itu berlalu, maka Rasulullah saw. bersabda: Panggillah ia kembali! Para
sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun.
Rasulullah saw. bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia
masalah agama mereka
003-Hadist
riwayat Thalhah bin Ubaidillah ra., ia berkata:
Seseorang
dari penduduk Najed yang kusut rambutnya datang menemui Rasulullah saw. Kami
mendengar gaung suaranya, tetapi kami tidak paham apa yang dikatakannya sampai
ia mendekati Rasulullah saw. dan bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah saw.
bersabda: (Islam itu adalah) shalat lima kali dalam sehari semalam. Orang itu
bertanya: Adakah shalat lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak
ada, kecuali jika engkau ingin melakukan shalat sunat. Kemudian Rasulullah
bersabda: (Islam itu juga) puasa pada bulan Ramadan. Orang itu bertanya: Adakah
puasa lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika
engkau ingin melakukan puasa sunat. Lalu Rasulullah saw. melanjutkan: (Islam
itu juga) zakat fitrah. Orang itu pun bertanya: Adakah zakat lain yang wajib
atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika engkau ingin bersedekah.
Kemudian lelaki itu berlalu seraya berkata: Demi Allah, aku tidak akan
menambahkan kewajiban ini dan tidak akan menguranginya. Mendengar itu,
Rasulullah saw. bersabda: Ia orang yang beruntung jika benar apa yang
diucapkannya
004-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami
dilarang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu. Yang mengherankan
kami bahwa seorang badui yang beradab mengajukan pertanyaan kepada beliau dan
kami mendengarkan. Suatu hari datang seorang badui, lalu berkata: Wahai
Muhammad, utusanmu telah datang kepada kami, ia mengatakan bahwa engkau
menyatakan bahwa Allah telah mengutusmu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang
itu bertanya: Kalau begitu, siapakah yang menciptakan langit? Rasulullah saw.
menjawab: Allah. Orang itu bertanya: Siapakah yang menciptakan bumi? Rasulullah
saw. menjawab: Allah. Orang itu bertanya: Siapakah yang menegakkan
gunung-gunung ini dan menjadikan sebagaimana adanya? Rasulullah saw. menjawab:
Allah. Orang itu berkata: Demi Zat yang telah menciptakan langit, menciptakan
bumi dan menegakkan gunung bahwa Allah-lah yang mengutusmu? Rasulullah saw.
menjawab: Ya. Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan bahwa kami wajib
mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Rasulullah saw. menjawab:
Benar. Orang itu berkata: Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah yang
memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu berkata: Utusanmu
mengatakan, bahwa kami wajib mengeluarkan zakat harta kami. Rasulullah saw.
menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah
yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Orang itu berkata: Utusanmu
juga mengatakan bahwa kami diwajibkan puasa pada bulan Ramadan. Rasulullah saw.
menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah
yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Orang itu berkata: Utusanmu
mengatakan pula bahwa kami wajib menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika
mampu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Kemudian orang itu pergi, seraya
berkata: Demi Zat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan
menambahkan atau mengurangi semua apa yang telah engkau terangkan. Mendengar
itu, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jika benar apa yang diucapkan, ia
akan masuk surga
005-Hadist
riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Bahwa
Seorang badui menawarkan diri kepada Rasulullah saw. dalam perjalanan untuk
memegang tali kekang unta beliau. Kemudian orang itu berkata: Wahai Rasulullah
atau Ya Muhammad, beritahukan kepadaku apa yang dapat mendekatkanku kepada
surga dan menjauhkanku dari neraka. Nabi saw. tidak segera menjawab. Beliau
memandang para sahabat, seraya bersabda: Ia benar-benar mendapat petunjuk.
Kemudian beliau bertanya kepada orang tersebut: Apa yang engkau tanyakan? Orang
itu pun mengulangi perkataannya. Lalu Nabi saw. bersabda: Engkau beribadah
kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan menyambung tali persaudaraan. Sekarang, tinggalkanlah unta
itu
006-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
seorang badui datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah,
tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang apabila aku lakukan, aku akan masuk
surga. Rasulullah saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat fardu, membayar zakat dan
puasa Ramadan. Orang itu berkata: Demi Zat yang menguasai diriku, aku tidak
akan menambah sedikit pun dan tidak akan menguranginya. Ketika orang itu pergi,
Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang senang melihat seorang ahli surga, maka
lihatlah orang ini
007-Hadist
riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara, mengesakan Allah,
mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadan dan menunaikan haji
008-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rombongan
utusan Abdul Qais datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah,
kami berasal dari dusun Rabiah. Antara kami dan engkau, terhalang oleh orang
kafir Bani Mudhar. Karena itu, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali pada
bulan-bulan Haram (yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab). Karena itu,
perintahkanlah kami dengan sesuatu yang dapat kami kerjakan dan kami serukan
kepada orang-orang di belakang kami. Rasulullah saw. bersabda: Aku
memerintahkan kepada kalian empat hal dan melarang kalian dari empat hal.
(Perintah itu ialah) beriman kepada Allah kemudian beliau menerangkannya.
Beliau bersabda: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat dan memberikan
seperlima harta rampasan perang kalian. Dan aku melarang kalian dari arak dubba'
(arak yang disimpan dalam batok), arak hantam (arak yang disimpan dalam kendi
yang terbuat dari tanah, rambut dan darah), arak naqier (arak yang disimpan
dalam kendi terbuat dari batang pohon) dan arak muqayyar (arak yang disimpan
dalam potongan tanduk)
009-Hadist
riwayat Muaz ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. mengutusku, beliau bersabda: Engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli
Kitab. Karena itu, ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Jika mereka taat, maka
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu
dalam sehari semalam. Kalau mereka taat, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan mereka membayar zakat, yang diambil dari orang kaya di antara
mereka dan diberikan kepada orang miskin di antara mereka. Jika mereka taat,
maka waspadalah terhadap harta pilihan mereka. Dan takutlah engkau dari doa
orang yang dizalimi, karena doa itu tidak ada sekat dengan Allah Taala
010-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika
Rasulullah saw. wafat dan kekhalifahan digantikan oleh Abu Bakar, sebagian
masyarakat Arab kembali kepada kekufuran. (Ketika Abu Bakar ingin memerangi
mereka), Umar bin Khathab berkata kepada Abu Bakar: Kenapa engkau memerangi
manusia (orang-orang murtad), bukankah Rasulullah saw. telah bersabda: Aku
diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa ilaaha
illallah. Barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah berarti harta dan
dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya
terserah pada Allah. Abu Bakar menanggapi: Demi Allah, aku akan perangi orang
yang membedakan antara shalat dan zakat. Karena zakat adalah hak harta. Demi
Allah, seandainya mereka enggan memberikan zakat binatang ternak kepadaku yang
sebelumnya mereka bayar kepada Rasulullah saw., niscaya aku akan perangi mereka
karena tidak membayar zakat binatang ternak
|
011-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka
mengucapkan: Laa ilaaha illallah, barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha
illallah, maka harta dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara,
sedangkan perhitungannya (terserah) pada Allah
012-Hadist
riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan
shalat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah
melindungi diri dan hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang
perhitungannya (terserah) pada Allah Taala
013-Hadist
riwayat Musayyab bin Hazn ra., ia berkata:
Ketika
Abu Thalib menjelang kematian, Rasulullah saw. datang menemuinya. Ternyata di
sana sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah. Lalu
Rasulullah saw. berkata: Wahai pamanku, ucapkanlah: Laa ilaaha illallah, ucapan
yang dapat kujadikan saksi terhadapmu di sisi Allah. Tetapi Abu Jahal dan
Abdullah bin Abu Umayyah berkata: Hai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama
Abdul Muthalib? Rasulullah saw. terus-menerus menawarkan kalimat tersebut dan
mengulang-ulang ucapan itu kepada Abu Thalib, sampai ia mengatakan ucapan
terakhir kepada mereka, bahwa ia tetap pada agama Abdul Muthalib dan tidak mau
mengucapkan: Laa ilaaha illallah. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, demi
Allah, aku pasti akan memintakan ampunan buatmu, selama aku tidak dilarang
melakukan hal itu untukmu. Kemudian Allah Taala menurunkan firman-Nya: Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat mereka, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu
penghuni neraka jahim. Dan mengenai Abu Thalib, Allah Taala menurunkan
firman-Nya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk
014-Hadist
riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak
hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan
roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan
memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan
015-Hadist
riwayat Muaz bin Jabal ra., ia berkata:
Aku
pernah membonceng Nabi saw, yang memisahkan antara aku dan beliau hanyalah
bagian belakang pelana. Beliau bersabda: Hai Muaz bin Jabal. Aku menyahut: Ya,
Wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah. Kemudian berjalan sejenak,
kemudian beliau bersabda lagi: Hai Muaz bin Jabal. Aku menyahut: Ya, wahai
utusan Allah, aku siap menerima perintah. Kemudian berjalan sejenak, kemudian
beliau kembali memanggil: Hai Muaz bin Jabal. Aku pun menyahut: Wahai utusan
Allah, aku siap menerima perintah. Beliau bersabda: Tahukah engkau, apa hak
Allah atas para hamba? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau
bersabda: Hak Allah atas para hamba, yaitu mereka beribadah kepada-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Setelah berjalan sesaat, beliau
memanggil lagi: Hai Muaz bin Jabal Aku menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku
siap menerima perintah. Rasulullah saw. bertanya: Tahukah engkau apa hak hamba
atas Allah, bila mereka telah memenuhi hak Allah? Aku menjawab: Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan menyiksa
mereka
016-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. dan Muaz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw.
bersabda: Hai Muaz. Muaz menyahut: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima
perintah. Rasulullah saw. memanggil lagi: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai
utusan Allah, aku siap menerima perintah. Sekali lagi Rasulullah saw.
memanggil: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima
perintah. Rasulullah saw. bersabda: Setiap hamba yang bersaksi bahwa: Tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, maka Allah
mengharamkan api neraka atasnya. Muaz berkata: Wahai Rasulullah, bolehkah aku
memberitahukan hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa senang?
Rasulullah saw. bersabda: Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya
sebagai andalan
017-Hadist
riwayat Itban bin Malik ra.:
Dari
Mahmud bin Rabi` ia berkata: Aku datang ke Madinah dan bertemu Itban. Dan aku
berkata: Aku mendengar cerita tentang engkau. Itban berkata: Mataku terkena
suatu penyakit. Lalu aku menyuruh orang menghadap Rasulullah saw. untuk
mengatakan kepada beliau bahwa aku ingin engkau (Rasulullah saw.) datang dan
mengerjakan shalat di rumahku, sehingga aku dapat menjadikannya sebagai
mushalla. Nabi pun datang bersama beberapa orang sahabat beliau. Beliau masuk
dan mengerjakan shalat di rumahku. Sementara itu para sahabat saling berbincang
di antara mereka. Mereka umumnya sedang membicarakan Malik bin Dukhsyum
(artinya, mereka membicarakan sikap orang-orang munafik yang buruk, di
antaranya Malik). Mereka ingin Rasulullah saw. berdoa agar Malik mendapat
celaka. Mereka ingin ia tertimpa malapetaka. Ketika Rasulullah saw. selesai
shalat, beliau bertanya: Bukankah ia bersaksi: Bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan aku adalah utusan Allah? Para sahabat menjawab: Memang benar ia mengucapkan
itu, tetapi itu tidak ada dalam hatinya. Rasulullah saw. bersabda: Seseorang
yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah,
tidak akan masuk neraka atau dimakan api neraka
018-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah
satu cabang iman
019-Hadist
riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi
saw. mendengar seseorang menasehati saudaranya dalam hal malu, lalu Nabi saw.
bersabda: Malu adalah bagian dari iman
020-Hadist
riwayat Imran bin Husaini ra., ia berkata:
|
021-Hadist
riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:
Seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw. Islam manakah yang paling baik? Rasulullah saw.
bersabda: Memberikan makanan, mengucap salam kepada orang yang engkau kenal dan
yang tidak engkau kenal
022-Hadist
riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw: Orang Islam manakah yang paling baik?
Rasulullah menjawab: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya
023-Hadist
riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku
pernah bertanya: Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? Rasulullah
saw. bersabda: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya
024-Hadist
riwayat Anas ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat
menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya
daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali
ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka
dilemparkan ke dalam neraka
025-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Seorang hamba (dalam hadist Abdul Warits, seorang laki-laki)
tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan
semua orang
026-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Salah satu di antara kalian tidak beriman sebelum ia mencintai
saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri
027-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka
hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan
tamunya
028-Hadist
riwayat Abu Syuraikh Al-Khuza'i ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam
029-Hadist
riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Dari
Thariq bin Syihab ra. ia berkata: Orang yang pertama berkhutbah pada hari raya
sebelum shalat Ied adalah Marwan. Ada seseorang yang berdiri mengatakan: Shalat
Ied itu sebelum khutbah. Marwan menjawab: Telah ditinggalkan apa yang ada di
sana. Abu Said berkata: Orang ini benar-benar telah melaksanakan kewajibannya.
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa di antara kalian
melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), maka hendaklah ia mengubah
kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau
tidak sanggup, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman
030-Hadist
riwayat Abu Masud ra., ia berkata:
Nabi
saw. pernah memberi isyarat dengan tangan ke arah Yaman, seraya bersabda:
Ingatlah, sesungguhnya iman ada di sana, sedangkan kekerasan dan kekasaran hati
ada pada orang-orang yang bersuara keras di dekat pangkal ekor unta ketika
muncul sepasang tanduk setan, yaitu pada golongan Rabiah dan Bani Mudhar |
031-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Penduduk Yaman datang. Mereka lebih halus hatinya. Iman ada pada
orang Yaman, fikih ada pada orang Yaman dan Hikmah ada pada orang Yaman
032-Hadist
riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
Aku
berbaiat kepada Rasulullah saw. untuk selalu mendirikan shalat, memberikan
zakat dan memberi nasehat baik kepada setiap muslim
033-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman.
Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada
peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman
034-Hadist
riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah
munafik murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat
tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia
tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat,
apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia berbuat curang
035-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong,
apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat
036-Hadist
riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Apabila seseorang mengafirkan temannya, maka ucapan (yang
mengafirkan) itu benar-benar kembali kepada salah seorang di antara keduanya
(yang mengatakan atau yang dikatakan)
037-Hadist
riwayat Abu Zar ra.:
Bahwa
Ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Setiap orang yang mengaku keturunan dari
selain ayahnya sendiri, padahal ia mengetahuinya, pastilah ia kafir (artinya
mengingkari nikmat dan kebaikan, tidak memenuhi hak Allah dan hak ayahnya).
Barang siapa yang mengakui sesuatu bukan miliknya, maka ia tidak termasuk
golongan kami dan hendaknya ia mempersiapkan tempatnya di neraka. Barang siapa
yang memanggil seseorang dengan kata kafir atau mengatakan musuh Allah, padahal
sebenarnya tidak demikian, maka tuduhan itu akan kembali pada dirinya
038-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian. Barang
siapa yang membenci ayahnya berarti ia kafir
039-Hadist
riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Kedua
telingaku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mengakui
seseorang dalam Islam sebagai ayah, sedangkan ia tahu bahwa itu bukan ayahnya,
maka diharamkan baginya surga
040-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Mencaci-maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya
adalah kekafiran
|
041-Hadist
riwayat Jarir ra., ia berkata:
Ketika
haji wada, Nabi saw. bersabda kepadaku: Suruhlah orang-orang diam. Setelah
orang-orang diam, beliau bersabda: Janganlah sesudah kutinggalkan, kalian
kembali menjadi orang-orang kafir, di mana sebagian membunuh sebagian yang lain
042-Hadist
riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhaini ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. melakukan shalat bersama kami di Hudaibiyah, sesudah hujan turun semalam.
Seusai shalat, beliau mendatangi para sahabatnya, lalu bersabda: Tahukah kalian
apa yang telah difirmankan Tuhan kalian? Para sahabat menjawab: Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di antara
hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir di pagi ini. Orang
yang berkata: Kita diturunkan hujan karena anugerah dan rahmat Allah, maka
orang itu beriman kepada-Ku dan mengingkari bintang-bintang. Sebaliknya orang
yang berkata: Kita diturunkan hujan oleh bintang ini atau bintang itu, maka
orang tersebut kafir terhadap-Ku dan beriman kepada bintang-bintang
043-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda
keimanan adalah mencintai sahabat Ansar
044-Hadist
riwayat Barra' ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda tentang kaum Ansar: Yang mencintai mereka hanyalah orang yang
beriman dan yang membenci mereka hanyalah orang munafik. Barang siapa yang
mencintai mereka, maka Allah mencintainya. Dan Barang siapa yang membenci
mereka, maka Allah membencinya
045-Hadist
riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari
Rasulullah saw. beliau bersabda: Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan
perbanyaklah istigfar (memohon ampun). Karena aku melihat kalian lebih banyak
menjadi penghuni neraka. Seorang wanita yang cerdik di antara mereka bertanya:
Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?
Rasulullah saw. menjawab: Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan
suami. Aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia
dari kalian. Wanita itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal
dan agama itu? Rasulullah saw.
menjawab:
Yang dimaksud dengan kurang pada akal adalah karena dua orang saksi wanita sama
dengan seorang saksi laki-laki. Ini adalah kekurangan akal. Wanita menghabisi
waktu malamnya tanpa mengerjakan shalat dan tidak puasa di bulan Ramadan
(karena haid), ini adalah kekurangan pada agama
046-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. pernah ditanya: Apakah amal yang paling utama? Beliau menjawab Iman kepada
Allah. Orang bertanya lagi: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab:Berjuang di
jalan Allah. Kembali ia bertanya: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab: Haji
mabrur (haji yang diterima)
047-Hadist
riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, amal apa yang paling
utama? Rasulullah saw. bersabda: Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya.
Aku bertanya: Budak manakah yang paling utama? Rasulullah saw. bersabda: Yang
paling baik menurut pemiliknya dan paling tinggi harganya. Aku tanya lagi:
Bagaimana jika aku tidak bekerja? Rasulullah saw. bersabda: Engkau dapat
membantu orang yang bekerja atau bekerja untuk orang yang tidak memiliki
pekerjaan. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tidak mampu
melakukan sebagian amal. Rasulullah saw. bersabda: Engkau dapat mengekang kejahatanmu
terhadap orang lain. Karena, hal itu merupakan sedekah darimu kepada dirimu
048-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: Pekerjaan manakah yang paling utama?
Beliau menjawab: Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa? Beliau
menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kembali aku bertanya: Kemudian apa?
Beliau menjawab: Berjuang di jalan Allah. Aku tidak bertanya lagi kepada beliau
untuk menjaga perasaan beliau
049-Hadist
riwayat Abdullah ra., ia berkata:
Aku
bertanya kepada Rasulullah saw: Dosa apakah yang paling besar menurut Allah?
Rasulullah saw. bersabda: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang
menciptakanmu. Aku berkata: Sungguh, dosa demikian memang besar. Kemudian apa
lagi? Beliau menjawab: Engkau membunuh anakmu karena takut miskin. Aku tanya
lagi: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab: Engkau berzina dengan istri
tetanggamu
050-Hadist
riwayat Abdurrahman bin Abu Bakrah ra., ia berkata:
Kami
sedang berada di dekat Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Tidak inginkah
kalian kuberitahu tentang dosa-dosa besar yang paling besar? (beliau mengulangi
pertanyaan itu tiga kali) yaitu; menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang
tua dan persaksian palsu. Semula Rasulullah saw. bersandar, lalu duduk. Beliau
terus mengulangi sabdanya itu, sehingga kami membatin: Mudah-mudahan beliau
diam |
051-Hadist
riwayat Anas ra.:
Dari
Nabi saw. tentang dosa-dosa besar, beliau bersabda: Menyekutukan Allah,
mendurhakai kedua orang tua, membunuh manusia dan persaksian palsu
052-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya:
Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar,
makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh
berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman
053-Hadist
riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Di antara dosa-dosa besar, yaitu memaki kedua orang tua. Para
sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang dapat memaki kedua
orang tuanya? Rasulullah saw. menjawab: Dia memaki bapak orang lain, lalu orang
lain itu memaki bapaknya. Dia memaki ibu orang lain, lalu orang lain itu memaki
ibunya
054-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia
masuk neraka. Dan aku (Abdullah) sendiri berkata: Siapa yang meninggal dalam
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, niscaya ia masuk surga
055-Hadist
riwayat Abu Zar ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Jibril as. mendatangiku dengan
membawa kabar gembira bahwa barang siapa di antara umatmu meninggal dalam
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk surga. Aku (Abu
Dzar) bertanya: Meskipun ia berzina dan mencuri? Nabi menjawab: Meskipun ia
berzina dan mencuri
056-Hadist
riwayat Miqdad bin Aswad ra., ia berkata:
Wahai
Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bertemu dengan seorang kafir, lalu ia
menyerangku. Dia penggal salah satu tanganku dengan pedang, hingga terputus.
Kemudian ia berlindung dariku pada sebuah pohon, seraya berkata: Aku
menyerahkan diri kepada Allah (masuk Islam). Bolehkah aku membunuhnya setelah
ia mengucapkan itu? Rasulullah saw. menjawab: Jangan engkau bunuh ia. Aku
memprotes: Wahai Rasulullah, tapi ia telah memotong tanganku. Dia mengucapkan
itu sesudah memotong tanganku. Bolehkah aku membunuhnya? Rasulullah saw. tetap
menjawab: Tidak, engkau tidak boleh membunuhnya. Jika engkau membunuhnya, maka
engkau seperti ia sebelum engkau membunuhnya, dan engkau seperti ia sebelum ia
mengucapkan kalimat yang ia katakana
057-Hadist
riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. mengirim kami dalam suatu pasukan. Kami sampai di Huruqat, suatu tempat di
daerah Juhainah di pagi hari. Lalu aku menjumpai seorang kafir. Dia
mengucapkan: Laa ilaaha illallah, tetapi aku tetap menikamnya. Ternyata
kejadian itu membekas dalam jiwaku, maka aku menuturkannya kepada Nabi saw.
Rasulullah saw. bertanya: Apakah ia mengucapkan: Laa ilaaha illallah dan engkau
tetap membunuhnya? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu hanya
karena takut pedang. Rasulullah saw. bersabda: Apakah engkau sudah membelah
dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak? Beliau
terus mengulangi perkataan itu kepadaku, hingga aku berkhayal kalau saja aku
baru masuk Islam pada hari itu. Saad berkata: Demi Allah, aku tidak membunuh
seorang muslim, hingga dibunuh Dzul Buthain, Usamah. Seseorang berkata:
Bukankah Allah telah berfirman: Dan perangilah mereka, agar tidak ada fitnah
dan agar agama itu semata-mata untuk Allah. Saad berkata: Kami telah berperang,
agar tidak ada fitnah. Sedangkan engkau dan pengikut-pengikutmu ingin
berperang, agar timbul fitnah
058-Hadist
riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Barang siapa menghunus pedang kepada kami, maka ia bukanlah dari
golongan kami
059-Hadist
riwayat Abu Musa ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Barang siapa menghunus pedang kepada kami, maka ia bukanlah
dari golongan kami
060-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar pipi (ketika
tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa Jahiliyah
(meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka) |
061-Hadist
riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang suka
menghasut
062-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak
bicara oleh Allah, tidak dipandang, tidak disucikan dan mereka mendapatkan
siksa yang pedih, yaitu; orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara
tetapi tidak mau memberikannya kepada musafir; orang yang membuat perjanjian
dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi
Allah bahwa telah mengambil (membeli) barang itu dengan harga sekian dan orang
lain tersebut mempercayainya, padahal sebenarnya tidak demikian; orang yang
berbaiat kepada pemimpin untuk kepentingan dunia. Jika sang pemimpin memberikan
keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, tapi bila tidak, maka ia
tidak penuhi janjinya
063-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda
tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu
akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati,
maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang
siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di
neraka Jahanam selama-lamanya
064-Hadist
riwayat Tsabit bin Dhahhak ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam
secara dusta, maka ia seperti apa yang ia ucapkan. Barang siapa yang bunuh diri
dengan sesuatu, maka ia akan disiksa dengan sesuatu itu pada hari kiamat.
Seseorang tidak boleh bernazar dengan sesuatu yang tidak ia miliki
065-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku
ikut Rasulullah saw. dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui
keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah
memasuki peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat,
kemudian ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah,
orang yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini
berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi saw. bersabda: Ia pergi
ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang
seseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam
harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu
dikabarkan kepada Nabi saw. Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi
bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan
Bilal untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga,
kecuali jiwa yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan
orang yang jahat
066-Hadist
riwayat Sahal bin Saad As-Saidi ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan, dengan
dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat Rasulullah saw.
tidak membiarkan musuh bersembunyi, tapi ia mengejarnya dan membunuhnya dengan
pedang. Para sahabat berkata: Pada hari ini, tidak seorang pun di antara kita
yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si fulan itu. Mendengar itu,
Rasulullah saw. bersabda: Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli neraka. Salah
seorang sahabat berkata: Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang itu keluar
bersama orang yang disebut Rasulullah saw. sebagai ahli neraka. Kemana pun ia
pergi, orang itu selalu menyertainya. Kemudian ia terluka parah dan ingin
mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan
ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang hingga
meninggal. Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah saw. dan
berkata: Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah saw.
bertanya: Ada apa ini? Orang itu menjawab: Orang yang engkau sebut sebagai ahli
neraka, orangorang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri untuk
mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah, ia berusaha
mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung
pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal. Pada
saat itulah Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya ada orang yang melakukan
perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya
ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti
yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga
067-Hadist
riwayat Jundab ra., ia berkata:
Rasulullah
bersabda: Ada seorang lelaki yang hidup sebelum kalian, keluar bisul pada
tubuhnya. Ketika bisul itu membuatnya sakit, ia mencabut anak panah dari
tempatnya, lalu membedah bisul itu. Akibatnya, darah tidak berhenti mengalir
sampai orang itu meninggal. Tuhan kalian berfirman: Aku haramkan surga atasnya
068-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Kami
pergi berperang bersama Rasulullah saw. menuju Khaibar. Allah memberikan kemenangan
kepada kami, tetapi kami tidak mendapatkan rampasan perang berupa emas atau
perak. Yang kami peroleh adalah barang-barang, makanan dan pakaian. Kemudian
kami berangkat menuju lembah. Ikut pula bersama Rasulullah saw. seorang budak
beliau (pemberian seseorang dari Judzam). Budak itu bernama Rifa'ah bin Zaid
dari Bani Dhubaib. Ketika kami menuruni lembah, budak Rasulullah saw. berdiri
untuk melepas pelananya. Tetapi, ia terkena anak panah dan itulah saat
kematiannya. Kami berkata: Kami senang ia gugur syahid wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. menjawab: Tidak! Demi Zat yang menguasai Muhammad. Sesungguhnya
sebuah mantel akan mengobarkan api neraka atasnya. Mantel itu ia ambil dari
harta rampasan perang Khaibar, yang bukan jatahnya. Para sahabat menjadi takut.
Lalu seseorang datang membawa seutas atau dua utas tali sandal, seraya berkata:
Wahai Rasulullah, aku mendapatkannya pada waktu perang Khaibar. Rasulullah saw.
bersabda: Seutas tali (atau dua utas tali) sandal dari neraka
069-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Ketika
ayat berikut ini turun: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi, Tsabit bin Qais sedang duduk di
rumahnya dan berkata: Aku ini termasuk ahli neraka. Dia menjauhi diri dari Nabi
saw. Kemudian Nabi saw. bertanya kepada Saad bin Muaz: Hai Abu Amru, bagaimana
keadaan Tsabit? Apakah ia sakit? Saad menjawab: Sesungguhnya ia adalah
tetanggaku, aku tidak melihat pada dirinya suatu penyakit. Lalu Saad mendatangi
Tsabit dan menuturkan perkataan Rasulullah saw. Lalu Tsabit berkata: Ayat ini
telah diturunkan, padahal kalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras
suaranya, melebihi suara Rasulullah saw. Jadi aku ini termasuk ahli neraka.
Kemudian Saad menuturkan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw.
bersabda: (Tidak demikian), tetapi sebaliknya, ia termasuk ahli surga
070-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami akan dihukum
karena perbuatan kami di masa jahiliyah? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa
di antara kalian berbuat baik di masa Islam, maka ia tidak akan dikenai hukuman
karena perbuatannya di masa jahiliyah. Tetapi
barang siapa yang berbuat jelek, maka ia akan dihukum karena perbuatannya di
masa jahiliyah dan di masa Islam |
071-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Di
antara orang musyrik banyak yang telah membunuh dan banyak pula yang telah
berzina. Kemudian mereka datang kepada Nabi Muhammad saw. Mereka berkata: Apa
yang engkau katakan dan engkau ajak sungguh bagus. Kalau saja engkau mau
memberitahu kami bahwa dosa yang telah kami perbuat (di masa jahiliyah) ada
penghapusnya. Lalu turun ayat: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang
lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang
melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). Juga
diturunkan ayat: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah
072-Hadist
riwayat Hakim bin Hizam ra., ia berkata:
Saya
pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: Apa pendapatmu tentang beberapa perkara
yang dahulu, di masa jahiliyah aku menyembahnya. Apakah aku akan menerima
hukuman karena itu? Rasulullah saw. bersabda: Engkau memeluk Islam dengan
kebaikan dan ketaatan yang dahulu engkau lakukan
073-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Ketika
turun ayat: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), para sahabat Rasulullah saw. merasa sedih. Kata
mereka: Siapakah di antara kita yang tidak menganiaya dirinya? Rasulullah saw.
bersabda: Maksudnya bukan seperti yang kalian duga, tetapi seperti yang
dikatakan Lukman kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar
074-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Sesungguhnya Allah melewati (tidak memperhitungkan) kata hati
pada umatku, selama mereka tidak mengatakannya atau melakukannya
075-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Allah Taala berfirman (kepada malaikat pencatat amal): Bila
hamba-Ku berniat melakukan perbuatan jelek, maka janganlah kalian catat sebagai
amalnya. Jika ia telah mengerjakannya, maka catatlah sebagai satu keburukan.
Dan bila hamba-Ku berniat melakukan perbuatan baik, lalu tidak jadi
melaksanakannya, maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya,
maka catatlah kebaikan itu sepuluh kali lipat
076-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari
Rasulullah saw. tentang apa yang diriwayatkan dari Allah Taala bahwa Allah
berfirman: Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan kejelekan. Kemudian beliau
(Rasulullah) menerangkan: Barang siapa yang berniat melakukan kebaikan, tetapi
tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatat niat itu sebagai satu kebaikan
penuh di sisi-Nya. Jika ia meniatkan perbuatan baik dan mengerjakannya, maka
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali
lipat hingga kelipatan yang sangat banyak. Kalau ia berniat melakukan perbuatan
jelek, tetapi tidak jadi melakukannya, maka Allah mencatat hal itu sebagai satu
kebaikan yang sempurna di sisi-Nya. Jika ia meniatkan perbuatan jelek itu, lalu
melaksanakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan
077-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tak henti-hentinya manusia bertanya-tanya, sampai-sampai
dikatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Barang
siapa yang merasakan keraguan dalam hatinya, maka hendaklah ia berkata: Aku
beriman kepada Allah
078-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari
Rasulullah saw., beliau bersabda: Allah Taala berfirman: Sesungguhnya umatmu
tak henti-hentinya bertanya: Kenapa begini, kenapa begini? Sampai-sampai mereka
mengatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapakah yang menciptakan Allah
079-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari
Rasulullah saw., beliau bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan sumpah
yang memaksa, untuk mengambil harta seorang muslim, sedangkan ia melakukan
kepalsuan dalam sumpahnya itu, maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan murka
kepadanya
080-Hadist
riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:
Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang terbunuh demi mempertahankan
hartanya, maka ia mati syahid |
081-Hadist
riwayat Ma'qil bin Yasar ra.:
Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Seorang hamba yang diserahi Allah memimpin
rakyatnya mati sebagai penipu rakyatnya pada saat ia mati, maka Allah
mengharamkan baginya masuk ke surga-Nya
082-Hadist
riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. menceritakan kepada kami dua hadist. Yang satu aku sudah tahu dan aku
masih menunggu yang satu lagi. Beliau menceritakan kepada kami bahwa Amanat
berada di pangkal hati manusia. Kemudian Alquran turun dan mereka tahu dari
Alquran dan dari hadist. Kemudian beliau menceritakan kepada kami tentang
hilangnya amanat, beliau bersabda: Seseorang tidur dengan nyenyak, lalu
dicabutnya amanat dari dalam hatinya, maka tampak tinggal bekasnya seperti
bercak. Kemudian ia tidur lagi, dan dicabutnya amanat tersebut dari hatinya,
maka tinggallah bekasnya seperti tempat kosong, seperti batu yang jatuh di atas
kakimu, bekas tatapan batu itu terus membengkak sedang di dalamnya kosong dan
Nabi mengambil batu kecil lalu menjatuhkannya di atas kaki beliau. Kemudian
beliau melanjutkan: Orang-orang saling berbaiat, tapi mereka tidak menjalankan
amanat, sehingga dikatakan bahwa di antara bani fulan ada seorang yang jujur
dan kepadanya dikatakan: Alangkah tabahnya orang ini, alangkah jujurnya ia,
alangkah pandainya ia. Sedangkan di hatinya tidak ada iman meski sebesar biji
sawi. Ternyata telah datang suatu zaman, di mana aku sudah tidak peduli siapa
yang berbaiat kepadaku, kalau ia seorang muslim maka agamanya akan melarangnya
berkhianat dan jika ia seorang Kristen atau Yahudi niscaya para pemimpinnya
akan melarang mereka berkhianat kepadaku, adapun hari ini aku tidak akan
membaiat kalian kecuali si fulan dan si fulan
083-Hadist
riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Ketika
kami bersama Umar ra. ia bertanya: Siapakah di antara kalian yang mendengar
Rasulullah saw. bersabda tentang fitnah? Beberapa sahabat berkata: Kami pernah
mendengarnya. Umar berkata: Barangkali yang kalian maksudkan adalah fitnah
seseorang berhubungan dengan keluarga dan tetangganya? Mereka menjawab: Ya,
benar. Umar berkata: Itu bisa dihapus dengan shalat, puasa dan zakat. Tetapi
(yang aku maksud), siapakah di antara kalian yang pernah mendengar sabda Nabi
saw.: Fitnah yang berombak seperti ombak laut? Orang-orang terdiam. Lalu
Hudzaifah berkata: Aku. Umar berkata: Engkau, beruntung ayahmu (Lillahi abuka,
pujian orang Arab kepada seorang yang istimewa). Kata Hudzaifah: Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: Fitnah-fitnah akan melekat di hati bagaikan tikar,
dengan berulang-ulang. Setiap hati yang termakan fitnah itu, maka pada hatinya
akan terdapat bintik hitam dan setiap hati yang menolaknya, maka akan muncul
bintik putih. Sehingga hati tersebut menjadi terbagi dua, putih yang bagaikan
batu besar, sehingga tidak akan terkena bahaya fitnah, selama masih ada langit
dan bumi. Sedangkan bagian yang lain hitam keabu-abuan seperti kuali terbalik,
tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali hanya hawa nafsu yang
diserap (hatinya)
084-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah,
sebagaimana ular berkumpul di sarangnya
085-Hadist
riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Kami
sedang berada bersama Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Hitunglah, berapa
orang yang menyatakan Islam? Lalu kata Hudzaifah: Kami berkata: Wahai
Rasulullah, apakah engkau khawatir pada kami, sedangkan kami berjumlah antara
enam hingga tujuh ratus orang. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak tahu,
mungkin suatu saat nanti kalian mendapat cobaan. Hudzaifah ra. berkata: Maka kami
benar-benar diuji sampai-sampai seorang di antara kami tidak melaksanakan
shalat kecuali dengan cara sembunyi-sembunyi
086-Hadist
riwayat Saad ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. membagikan suatu pembagian. Lalu aku mengusulkan: Wahai Rasulullah,
berilah si fulan, karena ia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda: Ataukah ia
seorang muslim? Tiga kali aku mengusulkan hal itu dan tiga kali pula mendapat
jawaban beliau yang sama: Ataukah ia seorang muslim? Kemudian beliau bersabda:
Terkadang aku memberi seseorang, padahal ada orang lain yang lebih aku sukai
darinya, karena khawatir Allah akan melemparnya di neraka (yakni pemberian itu
dimaksudkan untuk membujuk hati orang yang diberi, agar tidak kembali menjadi
kafir, sehingga ia dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka) Hadist riwayat Abu
Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kami lebih pantas ragu ketimbang
Ibrahim as. ketika ia berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang mati? Allah berfirman: Apakah engkau tidak percaya?
Ibrahim menjawab: Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang. Rasulullah saw.
melanjutkan: Semoga Allah memberikan rahmat kepada Luth. Dia benar-benar telah
berlindung kepada golongan yang kuat. Seandainya aku tinggal di penjara seperti
lamanya Yusuf tinggal di sana, mungkin aku akan memenuhi seruan penyeru (utusan
raja)
087-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Kami lebih pantas ragu ketimbang Ibrahim as. ketika
ia berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan
orang mati? Allah berfirman: Apakah engkau tidak percaya? Ibrahim menjawab: Aku
percaya, tetapi agar hatiku tenang. Rasulullah saw. melanjutkan: Semoga Allah
memberikan rahmat kepada Luth. Dia benar-benar telah berlindung kepada golongan
yang kuat. Seandainya aku tinggal di penjara seperti lamanya Yusuf tinggal di
sana, mungkin aku akan memenuhi seruan penyeru (utusan raja)
088-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang nabi, kecuali diberi mukjizat kenabian
yang sesuai, yang diimani manusia. Sedangkan yang diberikan kepadaku adalah
wahyu yang diturunkan Allah. Aku berharap, akulah yang paling banyak pengikut
dibanding mereka nanti di hari kiamat
089-Hadist
riwayat Abu Musa ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Ada tiga orang yang diberi pahala dua kali: Pertama,
seorang dari ahli kitab (Yahudi atau Kristen) yang beriman kepada nabinya dan
sempat mengalami masa Nabi saw. lalu beriman kepadanya, mengikuti dan
membenarkannya, maka ia mendapat dua pahala. Kedua, budak sahaya yang
menunaikan hak Allah Taala dan hak tuannya, maka ia mendapat dua pahala. Dan
ketiga, seseorang yang mempunyai budak perempuan lalu diberinya makan dengan
baik, mendidiknya dengan baik, lalu memerdekakannya dan mengawininya, maka ia
mendapat dua pahala
090-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Demi Zat yang menguasai diriku. Sungguh, telah dekat waktunya
Isa bin Maryam turun kepada kalian untuk menjadi hakim yang adil. Dia akan
mematahkan salib, membunuh babi dan tidak menerima upeti. Harta akan melimpah,
sehingga tak seorang pun mau menerimanya
|
091-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari
terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit dari barat, maka seluruh
manusia akan beriman. Tetapi (Pada saat itu), tidak bermanfaat lagi iman
seseorang untuk dirinya sendiri pada apa yang belum diimaninya atau pada
kebaikan yang belum diusahakannya di masa imannya
092-Hadist
riwayat Abu Zar ra.:
Bahwa
pada suatu hari Nabi saw. bersabda: Tahukah kalian ke mana matahari pergi? Para
sahabat menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah saw. bersabda lagi:
Matahari berjalan hingga berakhir sampai ke tempat menetapnya di bawah Arsy,
lalu menjatuhkan diri bersujud. Dia (matahari) terus dalam keadaan begitu
hingga difirmankan kepadanya: Naiklah, kembalilah dari mana engkau datang.
Matahari pun kembali, sehingga di waktu pagi terbit lagi dari tempat terbitnya.
Kemudian berjalan, hingga berakhir pada tempat menetapnya di bawah Arsy, lalu
bersujud dan tetap dalam keadaan begitu, sampai difirmankan kepadanya: Naiklah,
kembalilah dari mana engkau datang. Matahari kembali, sehingga di waktu pagi
muncul dari tempat terbitnya. Kemudian ia kembali berjalan tanpa sedikit pun
manusia menyadarinya, hingga berakhir pada tempat menetapnya itu di bawah Arsy,
lalu difirmankan kepadanya: Naiklah, terbitlah dari Barat. Maka pagi
berikutnya, matahari terbit dari sebelah Barat. Rasulullah saw. melanjutkan:
Tahukah kalian kapan itu terjadi? Itu terjadi saat: Tidaklah bermanfaat lagi
iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau ia
belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya
093-Hadist
riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Wahyu
pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau
bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Subuh. Kemudian beliau sering
menyendiri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah
beberapa malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan
bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi untuk
beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang
ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan
berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca. Rasulullah saw.
bersabda: Malaikat itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan.
Lalu ia melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat
membaca. Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian
ia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca.
Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa
kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata: Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui.
Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan gemetar, hingga
beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti aku, selimuti aku!
Keluarganya pun menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang. Kemudian beliau
berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu
beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir
terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi
Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau
telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata: engkau telah
memikul beban orang lain, engkau sering membantu keperluan orang tak punya,
menjamu tamu dan selalu membela kebenaran. Kemudian Khadijah mengajak beliau
menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia
adalah seorang penganut Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab
berbahasa Arab dan menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan
kehendak Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman,
dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal berkata: Hai
keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah saw. menceritakan semua
peristiwa yang beliau alami. Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini
adalah Namus (Jibril as.) yang dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di
saat kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat
engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan
mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas
sepertimu pasti dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan
membelamu mati-matian
094-Hadist
riwayat Jabir bin Abdullah Al-Anshari ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. menceritakan tentang masa terhentinya wahyu: Ketika aku sedang berjalan,
tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Aku pun mengangkat kepalaku,
ternyata malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira' sedang duduk di atas
kursi di antara langit dan bumi. Aku gemetar ketakutan. Lalu aku pulang dan
berkata: Selimuti aku, selimuti aku. Keluargaku menyelimutiku. Ketika itulah
Allah swt. menurunkan ayat: Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah
peringatan. Dan Tuhanmu, agungkanlah. Dan pakaianmu, bersihkanlah. Dan
perbuatan dosa, tinggalkanlah. Perbuatan dosa artinya menyembah berhala.
Kemudian wahyu turun berturut-turut
095-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke
Baitulmakdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat
tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan mengerjakan shalat
dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan
bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih
fitrah. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan,
ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang
bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab
Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam.
Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke
langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau?
Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya:
Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu
pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin
Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku
dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa
engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya.
Ditanyakan: Dia telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka
untuk kami. Aku bertemu Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian
keindahan. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke
langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril
menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun
dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku
dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat
(martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta
dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa
bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia
telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun as. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam.
Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah
diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa as.
Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit
ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya:
Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah
ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana
aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur.
Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan
tidak kembali lagi ke sana. Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang
dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika
atas perintah Allah, Sidratulmuntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka
suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu
melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan
shalat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi
saw. Musa as., ia bertanya: Apa yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu?
Aku menjawab: Shalat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu,
mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah
mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai
Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima shalat
dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa as. dan aku katakan: Allah telah
mengurangi lima waktu shalat dariku. Dia berkata: Umatmu masih tidak sanggup
melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak
henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa as. sampai Allah
berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya adalah lima waktu shalat
sehari semalam. Setiap shalat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima
shalat sama dengan lima puluh shalat. Dan barang siapa yang berniat untuk kebaikan,
tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia
melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa
yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun
dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku
turun hingga sampai kepada Nabi Musa as., lalu aku beritahukan padanya. Dia
masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku
menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya
096-Hadist
riwayat Malik bin Sha`sha`ah ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Ketika aku sedang berada di dekat Baitullah antara tidur dan
jaga, tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata: Salah satu dari tiga yang
berada di antara dua orang. Lalu aku didatangi dan dibawa pergi. Aku dibawakan
bejana dari emas yang berisi air Zamzam. Lalu dadaku dibedah hingga ini dan
ini. Qatadah berkata: Aku bertanya: Apa yang beliau maksud? Anas menjawab:
Hingga ke bawah perutnya. Hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air Zamzam,
kemudian dikembalikan ke tempatnya dan mengisinya dengan iman dan hikmah. Lalu
aku didatangi binatang putih yang disebut Buraq, lebih tinggi dari khimar dan
kurang dari bighal, ia meletakkan langkahnya pada pandangannya yang paling
jauh. Aku ditunggangkan di atasnya. Lalu kami berangkat hingga ke langit dunia.
(Sampai di sana) Jibril minta dibukakan. Dia ditanya: Siapa ini? Jibril
menjawab Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Ya, jawabnya. Malaikat penjaga itu membukakan
kami dan berkata: Selamat datang padanya. Sungguh, merupakan kedatangan yang
baik. Lalu kami datang kepada Nabi Adam as. (selanjutnya seperti kisah pada
hadist di atas). Anas menjelaskan bahwa Rasulullah bertemu dengan Nabi Isa as.
dan Nabi Yahya as. di langit kedua, di langit ketiga dengan Nabi Yusuf as. di
langit keempat dengan Nabi Idris as. di langit kelima dengan Nabi Harun as.
Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Kemudian kami berangkat lagi. Hingga tiba
di langit keenam. Aku datang kepada Nabi Musa as. dan mengucap salam kepadanya.
Dia berkata: Selamat datang kepada saudara dan nabi yang baik. Ketika aku
meninggalkannya, ia menangis. Lalu ada yang berseru: Mengapa engkau menangis? Nabi
Musa menjawab: Tuhanku, orang muda ini Engkau utus setelahku, tetapi umatnya
yang masuk surga lebih banyak daripada umatku. Kami melanjutkan perjalanan
hingga langit ketujuh. Aku datang kepada Nabi Ibrahim as. Dalam hadist ini
dituturkan, Nabi saw. bercerita bahwa beliau melihat empat sungai. Dari
hilirnya, keluar dua sungai yang jelas dan dua sungai yang samar. Aku
(Rasulullah saw.) bertanya: Hai Jibril, sungai apakah ini? Jibril menjawab: Dua
sungai yang samar adalah dua sungai di surga, sedangkan yang jelas adalah
sungai Nil dan Furat. Selanjutnya aku diangkat ke Baitulmakmur. Aku bertanya:
Hai Jibril, apa ini? Jibril menjawab: Ini adalah Baitulmakmur. Setiap hari,
tujuh puluh ribu malaikat masuk ke dalamnya. Apabila mereka keluar, tidak akan
masuk kembali. Itu adalah akhir mereka masuk. Kemudian aku ditawarkan dua
bejana, yang satu berisi arak dan yang lain berisi susu. Keduanya disodorkan
kepadaku. Aku memilih susu. lalu dikatakan: Tepat! Allah menghendaki engkau
(berada pada fitrah, kebaikan dan keutamaan). Begitu pula umatmu berada pada
fitrah. Kemudian diwajibkan atasku shalat lima puluh kali tiap hari. Demikian
kisah seterusnya sampai akhir hadist
097-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. menuturkan perjalanan Isra'nya. Beliau bersabda: Nabi Musa as. berkulit
sawo matang, tingginya seperti lelaki Syanu'ah (nama kabilah). Beliau bersabda
pula: Nabi Isa as. itu gempal, tingginya sedang. Beliau juga menuturkan tentang
Malik as. penjaga Jahanam dan Dajjal
098-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. melewati lembah Azraq. Beliau bertanya: Lembah apa ini? Para
sahabat menjawab: Ini lembah Azraq. Rasulullah saw. bersabda: Aku seperti
melihat Nabi Musa as. sedang menuruni bukit dan memohon kepada Allah dengan
suara keras melalui talbiah. Ketika sampai di bukit Harsya, beliau berkata:
Bukit apa ini? Para sahabat menjawab: Bukit Harsya (dekat Juhfah). Rasulullah
saw. bersabda: Aku seperti melihat Nabi Yunus bin Matta as. berada di atas unta
merah yang gempal. Dia memakai mantel bulu wol dan tali kekang untanya adalah
sabut, ia sedang bertalbiah
099-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Ketika aku diisra'kan, aku bertemu dengan Nabi Musa as., ia
seorang lelaki yang tinggi kurus dengan rambut berombak, seperti seorang Bani
Syanu'ah. Aku juga bertemu dengan Nabi Isa as. ia berperawakan sedang, berkulit
merah, seakan-akan baru keluar dari pemandian. Aku bertemu dengan Nabi Ibrahim
as. Akulah keturunannya yang paling mirip dengannya. Lalu aku diberi dua
bejana, yang satu berisi susu dan yang lain berisi arak. Dikatakan padaku:
Ambillah yang engkau suka. Aku mengambil susu dan meminumnya. Kemudian
dikatakan: Engkau diberi petunjuk dengan fitrah atau engkau menepati fitrah.
Seandainya engkau mengambil arak, niscaya sesat umatmu
100-Hadist
riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi di dekat Kakbah,
melihat seorang lelaki berkulit sawo matang, seperti warna coklat paling bagus
yang pernah engkau lihat. Dia berambut gondrong, gondrong terbaik yang pernah
engkau lihat. Dia menyisir rambutnya dan masih tampak menetes airnya. Dia
bersandar kepada dua orang atau pundak dua orang lelaki, melakukan tawaf di Kakbah.
Aku bertanya: Siapakah orang ini? Dijawab: Ini adalah Masih bin Maryam.
Tiba-tiba aku melihat seorang lelaki yang sangat keriting, mata kanannya buta
seakan-akan mata itu buah anggur yang mengapung (matanya melotot). Aku
bertanya: Siapakah ini? dijawab: Ini adalah Masih Dajjal
|
101-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Aku melihat diriku berada di Hijir Ismail, dan seorang Quraisy
bertanya kepadaku tentang perjalanan isra'ku. Mereka bertanya berbagai hal
mengenai Baitulmakdis yang tidak begitu kuingat. Aku sangat merasakan kesulitan
yang belum pernah kualami. Lalu Allah memperlihatkannya kepadaku dari kejauhan,
sehingga aku dapat melihatnya. Apapun yang mereka tanyakan kepadaku, pasti aku
ceritakan kepada mereka. Aku melihat diriku berada di antara sekelompok nabi.
Ada Nabi Musa as. yang sedang mengerjakan shalat, ternyata ia itu seorang
lelaki tinggi kurus dengan rambut keriting, ia seperti seorang suku Syanu'ah.
Ada pula Nabi Isa bin Maryam as. yang sedang mengerjakan shalat. Orang yang
paling mirip dengannya adalah Urwah bin Masud As-Tsaqafi. Ada juga Nabi Ibrahim
as. yang sedang mengerjakan shalat. Orang yang paling menyerupainya adalah
sahabat kalian (maksudnya, diri beliau sendiri). Ketika datang waktu shalat, aku
mengimami mereka. Usai shalat terdengar suara.: Hai Muhammad, ini Malik,
penjaga neraka. Ucapkanlah salam padanya. Aku berpaling kepadanya dan dialah
yang lebih dahulu mengucap salam
102-Hadist
riwayat Aisyah ra.:
Dari
Masruq ia bercerita: Ketika aku bertelekan di sisi Aisyah, Aisyah berkata:
Wahai Abu Aisyah, ada tiga hal barang siapa yang membicarakan salah satunya,
maka ia berbohong besar atas Allah. Aku bertanya: Tiga hal apa itu? Aisyah
menjawab: (Pertama) barang siapa yang menyangka bahwa Muhammad saw. melihat
Tuhannya, maka ia berbohong besar atas Allah. Aku mulanya bersandar, santai,
lalu duduk sambil berkata: Hai Ummul mukminin, tunggu, jangan tergesa-gesa!
Bukankah Allah telah berfirman Dan sesungguhnya ia melihatnya di ufuk yang
terang. Dan sesungguhnya ia telah melihatnya di waktu lain. Aisyah berkata: Aku
adalah orang pertama umat ini yang menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw.
Beliau bersabda: Itu adalah Jibril as. aku tidak pernah melihatnya dalam bentuk
aslinya, kecuali dua kali ini. Aku melihatnya turun dari langit, besarnya
menutupi cakrawala antara langit dan bumi. Aisyah melanjutkan: Apakah engkau
belum pernah mendengar firman Allah: Dia tidak dapat dicapai oleh mata,
sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dia Maha halus dan Maha
mengetahui. Tidakkah engkau mendengar firman Allah: Tidak mungkin bagi manusia
berbicara dengan Tuhannya kecuali dengan perantaraan wahyu, di belakang hijab
(maksudnya
hanya mendengar suara), atau mengutus malaikat untuk mewahyukan apa saja yang
diinginkan-Nya kepada manusia. Sesungguhnya Dia Maha tinggi dan Maha bijaksana.
Aisyah berkata lagi: (Kedua) barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw.
menyembunyikan sebagian isi Kitabullah (Alquran), maka ia berbohong besar atas
Allah. Allah berfirman: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan oleh
Tuhanmu. Dan jika engkau tidak melakukan (perintah itu) maka engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Kemudian Aisyah melanjutkan: (Ketiga) barang siapa
yang menyangkabahwa Rasulullah saw. diberi tahu tentang apa yang akan terjadi
besok, maka ia berbohong besar atas Allah. Allah berfirman: Katakanlah Tidak
ada sesuatu pun di bumidan di langit yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah
103-Hadist
riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Ketika Rasulullah saw. berada di tengah-tengah kami,
memberikan lima kalimat. Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Taala tidak pernah
tidur dan mustahil Dia tidur, Dia kuasa menurunkan timbangan (amal) dan
menaikkannya kepada-Nya, dinaikkan (dilaporkan) amal malam sebelum amal siang,
dan amal siang sebelum amal malam, tirai-Nya adalah nur (menurut riwayat Abu
Bakar adalah nar=api) yang andai kata Dia menyingkapnya, tentu keagungan
Zat-Nya akan membakar makhluk yang dipandang-Nya (maksudnya seluruh makhluk
akan terbakar, sebab pandangan Allah meliputi semua makhluk)
104-Hadist
riwayat Abu Musa ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Dua surga yang wadah-wadahnya dan segala isinya
terbuat dari perak dan dua surga yang wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat
dari emas. Antara orang-orang dan kemampuan memandang Tuhan mereka hanya ada
tirai keagungan pada Zat-Nya, di surga Aden
105-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat
melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian
terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai
Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari
yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah
saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Barang siapa yang
menyembah sesuatu, maka ia mengikuti sembahannya itu. Orang yang menyembah
matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang
yang menyembah berhala mengikuti berhala. Tinggallah umat ini, termasuk di
antaranya yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain
bentuk-Nya yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka
(umat ini) berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat
kami, sampai Tuhan kami datang kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu
mengenal-Nya. Lalu Allah Taala datang kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah
mereka kenal. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka pun berkata: Engkau
Tuhan kami. Mereka mengikuti-Nya. Dan Allah membentangkan jembatan di atas
neraka Jahanam. Aku (Rasulullah saw.) dan umatkulah yang pertama kali melintas.
Pada saat itu, yang berbicara hanyalah para rasul. Doa para rasul saat itu adalah:
Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Di dalam neraka Jahanam terdapat besi
berkait seperti duri Sakdan (nama tumbuhan yang berduri besar di setiap
sisinya). Pernahkah kalian melihat Sakdan? Para sahabat menjawab: Ya, wahai
Rasulullah. Rasulullah saw. melanjutkan: Besi berkait itu seperti duri Sakdan,
tetapi hanya Allah yang tahu seberapa besarnya. Besi berkait itu merenggut
manusia dengan amal-amal mereka. Di antara mereka ada orang yang beriman, maka
tetaplah amalnya. Dan di antara mereka ada yang dapat melintas, hingga selamat.
Setelah Allah selesai memberikan keputusan untuk para hamba dan dengan
rahmat-Nya Dia ingin mengeluarkan orang-orang di antara ahli neraka yang Dia
kehendaki, maka Dia memerintah para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang
yang tidak pernah menyekutukan Allah. Itulah orang-orang yang dikehendaki Allah
untuk mendapatkan rahmat-Nya, yang mengucap: "Laa ilaaha illallah".
Para malaikat mengenali mereka di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka
memakan tubuh anak keturunan Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka
memakan bekas sujud. Mereka dikeluarkan dari neraka, dalam keadaan hangus. Lalu
mereka disiram dengan air kehidupan, sehingga mereka menjadi tumbuh seperti
biji-bijian tumbuh dalam kandungan banjir (lumpur). Kemudian selesailah Allah
Taala memberi keputusan di antara para hamba. Tinggal seorang lelaki yang
menghadapkan wajahnya ke neraka. Dia adalah ahli surga yang terakhir masuk. Dia
berkata: Ya Tuhanku, palingkanlah wajahku dari neraka, anginnya benar-benar
menamparku dan nyala apinya membakarku. Dia terus memohon apa yang dibolehkan
kepada Allah. Kemudian Allah Taala berfirman: Mungkin, jika Aku mengabulkan
permintaanmu, engkau akan meminta yang lain. Orang itu menjawab: Aku tidak akan
minta yang lain kepada-Mu. Maka ia pun berjanji kepada Allah. Lalu Allah
memalingkan wajahnya dari neraka. Ketika ia telah menghadap dan melihat surga,
ia pun diam tertegun, kemudian berkata: Ya Tuhanku, majukanlah aku ke pintu
surga. Allah berkata: Bukankah engkau telah berjanji untuk tidak meminta
kepada-Ku selain apa yang sudah Kuberikan, celaka engkau, hai anak-cucu Adam,
ternyata engkau tidak menepati janji. Orang itu berkata: Ya Tuhanku! Dia
memohon terus kepada Allah, hingga Allah berfirman kepadanya: Mungkin jika Aku
memberimu apa yang engkau pinta, engkau akan meminta yang lain lagi. Orang itu
berkata: Tidak, demi Keagungan-Mu. Dan ia berjanji lagi kepada Tuhannya. Lalu
Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah ia berdiri di ambang pintu surga,
ternyata pintu surga terbuka lebar baginya, sehingga ia dapat melihat dengan
jelas keindahan dan kesenangan yang ada di dalamnya. Dia pun diam tertegun.
Kemudian berkata: Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga. Allah Taala
berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta selain
apa yang telah Aku berikan? Celaka engkau, hai anak cucu Adam, betapa engkau
tidak dapat menepati janji! Orang itu berkata: Ya Tuhanku, aku tidak ingin
menjadi makhluk-Mu yang paling malang. Dia terus memohon kepada Allah, sehingga
membuat Allah Taala tertawa (rida). Ketika Allah Taala tertawa Dia berfirman:
Masuklah engkau ke surga. Setelah orang itu masuk surga, Allah berfirman
kepadanya: Inginkanlah sesuatu! Orang itu meminta kepada Tuhannya, sampai Allah
mengingatkannya tentang ini dan itu.
Ketika
telah habis keinginan-keinginannya, Allah Taala berfirman: Itu semua untukmu,
begitu pula yang semisalnya
106-Hadist
riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa
kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kami
dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Ya! Kemudian
beliau melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang
cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan
pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab:
Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak akan terhalang
melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang
melihat salah satu dari matahari dan bulan. Ketika hari kiamat terjadi, ada
penyeru yang mengumumkan: Setiap umat hendaklah mengikuti apa yang dahulu
disembah. Maka tidak tersisa orang-orang yang dahulu menyembah selain Allah
yakni berhala, kecuali mereka berjatuhan ke dalam neraka. Hingga yang tinggal
hanya orang-orang yang menyembah Allah ada yang baik dan ada yang jahat serta
sisa-sisa Ahli Kitab, maka dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya: Apa
yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Uzair anak Allah.
Dikatakan: Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat
atau anak. Lalu apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus, ya Tuhan
kami berilah kami minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak
datang ke sana? Mereka digiring ke neraka, seolah-olah neraka itu fatamorgana
yang saling menghancurkan. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka. Kemudian
orang-orang Kristen dipanggil. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian sembah?
Mereka menjawab: Kami menyembah Isa Almasih anak Allah. Dikatakan kepada
mereka: Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau
anak. Apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus ya Tuhan, berilah
kami minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana?
Mereka digiring ke neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang
saling menghancurkan. Mereka pun berguguran ke dalam neraka. Ketika yang
tinggal hanya orang-orang yang dahulu menyembah Allah Taala (yang baik dan yang
jahat), maka Allah datang kepada mereka dalam bentuk yang lebih rendah daripada
bentuk yang mereka ketahui. Dia berfirman: Apa yang kalian tunggu? Setiap umat
mengikuti apa yang dahulu disembah. Mereka mengucapkan: Ya Tuhan kami, di dunia
kami memisahkan diri dari orang-orang yang sebenarnya sangat kami butuhkan
(untuk membantu kehidupan di dunia) dan kami tidak mau berkawan dengan mereka
(karena menyimpang dari jalan yang digariskan oleh agama). Allah berfirman: Akulah
Tuhan kalian! Mereka mengucap: Kami mohon perlindungan kepada Allah darimu.
Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan apapun (ini diucapkan dua atau tiga
kali), sampai sebagian mereka hampir-hampir berubah (berbalik dari kebenaran,
karena cobaan berat yang berlaku saat itu). Allah berfirman: Apakah antara
kalian dan Dia ada tanda-tanda, sehingga dengan demikian kalian dapat
mengenal-Nya? Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu disingkapkanlah keadaan yang
mengerikan itu. Setiap orang yang hendak bersujud kepada Allah dengan keinginan
sendiri, pasti mendapat izin Allah. Sedangkan orang yang akan bersujud karena
takut atau pamer, tentu Allah menjadikan punggungnya menyatu (sehingga tidak
dapat sujud). Setiap kali hendak sujud, ia terjungkal pada tengkuknya. Kemudian
mereka mengangkat kepala mereka, sementara itu Allah telah berganti rupa dalam
bentuk yang mereka lihat pertama kali. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian.
Mereka menyahut: Engkau Tuhan kami. Kemudian suatu jembatan dibentangkan di
atas neraka Jahanam dan syafaat diperbolehkan. Mereka berkata: Ya Allah,
selamatkanlah, selamatkanlah. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apakah jembatan
itu? Rasulullah saw. bersabda: Tempat berpijak yang licin (menggelincirkan).
Padanya terdapat besi berkait dan besi berduri. Di Najed ada tumbuhan berduri
yang disebut Sakdan. Seperti itulah besi-besi berkaitnya. Orang-orang mukmin
melewati jembatan tersebut ada yang secepat kejapan mata, ada yang seperti
kilat, seperti angin, seperti burung, seperti kuda atau unta yang kencang larinya.
Mereka terbagi menjadi tiga kelompok, golongan selamat sama sekali, golongan
yang terkoyak-koyak tapi dapat bebas dan golongan yang terjerumus ke dalam
neraka Jahanam. Pada saat orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka, maka
demi Zat yang menguasai diriku, tidak ada orang yang sangat menaruh perhatian
dalam meraih kebenaran, melebihi orang-orang mukmin yang mencari kebenaran
kepada Allah demi kepentingan saudara-saudara mereka yang masih berada di
neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, mereka dahulu berpuasa bersama kami,
shalat dan beribadah haji. Lalu difirmankan kepada mereka: Keluarkanlah
orang-orang yang kalian kenal. Maka wajah mereka diharamkan atas neraka. Mereka
mengeluarkan banyak orang dari neraka. Ada yang sudah terbakar hingga separuh
betisnya dan ada yang sudah sampai ke lututnya. Orang-orang mukmin itu berkata:
Ya Tuhan kami, di dalam neraka tidak ada lagi seorang pun yang Engkau
perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)!
Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan meski hanya seberat
dinar. Keluarkanlah. Kemudian mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Lalu
mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu apakah di neraka masih ada orang
yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah
(lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan
maski hanya seberat setengah dinar, keluarkanlah. Mereka dapat mengeluarkan
lagi banyak orang. Setelah itu mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu,
apakah di sana masih ada seseorang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.
Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian
temukan di dalam hatinya terdapat kebaikan meski hanya seberat atom,
keluarkanlah. Lagi-lagi mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka
berkata: Ya Tuhan kami. Kami tidak tahu apakah di sana masih ada pemilik
kebaikan. Abu Said Al-Khudri berkata: Jika kalian tidak mempercayaiku mengenai
hadist ini, maka bacalah firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya
seseorang walaupun sebesar atom. Dan jika ada kebaikan sebesar atom, niscaya
Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
Allah Taala berfirman: Para malaikat telah memohon syafaat, para nabi telah
memohon syafaat dan orang-orang mukmin juga telah memohon syafaat. Yang tinggal
hanyalah Zat yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang. Lalu Allah
mengambil dari neraka dan mengeluarkan dari sana sekelompok orang yang sama
sekali tidak pernah beramal baik. (Saat itu) mereka telah menjadi arang hitam.
Mereka dilempar ke sebuah sungai dekat mulut surga, yang disebut Sungai
Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti tumbuhan kecil keluar dari lumpur
banjir. Bukankah kalian sering melihat tumbuhan kecil di sela-sela batu atau
pohon, di mana bagian yang terkena sinar matahari akan berwarna sedikit kuning
dan hijau, sedangkan yang berada di keteduhan menjadi putih? Para sahabat
menyela: Seolah-olah baginda dahulu pernah menggembala di dusun. Rasulullah
saw. meneruskan: Lalu mereka keluar bagaikan mutiara. Di leher mereka ada
kalung, sehingga para ahli surga dapat mengenali mereka. Mereka adalah
orang-orang yang dibebaskan Allah, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam surga,
tanpa amal yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka lakukan.
Kemudian Allah berfirman: Masuklah kalian ke dalam surga. Apapun yang kalian
lihat, itu adalah untuk kalian. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, Engkau telah
memberi kami pemberian yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun di
antara orang-orang di seluruh alam. Allah berfirman: Di sisiku ada pemberian
untuk kalian yang lebih baik daripada pemberian ini. Mereka berkata: Ya Tuhan
kami, apa lagi yang lebih baik daripada pemberian ini? Allah berfirman:
Rida-Ku, sehingga Aku tidak akan murka kepada kalian sesudah itu, selamanya
107-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Sungguh, aku benar-benar tahu penghuni neraka yang keluar
terakhir dari sana dan penghuni surga yang terakhir masuk ke dalamnya, yaitu
seorang yang keluar dari neraka dengan merangkak. Lalu Allah berfirman:
Pergilah, masuklah ke dalam surga. Dia pun mendatangi surga, tapi terkhayal
padanya bahwa surga itu penuh. Maka ia kembali dan berkata: Ya Tuhanku, aku
temukan surga telah penuh. Allah berfirman: Pergilah, masuklah ke dalam surga.
Dia mendatangi surga, tapi terkhayal padanya bahwa surga itu penuh. Maka ia
kembali dan berkata: Ya Tuhanku, aku temukan surga itu penuh. Allah berfirman:
Pergilah, masuklah ke dalam surga, karena sesungguhnya menjadi milikmu semisal
dunia dan sepuluh kali kelipatannya atau, sesungguhnya bagimu sepuluh kali
lipat dunia. Orang itu berkata: Apakah Engkau mengejekku (atau menertawakanku),
sedangkan Engkau adalah Raja? Abdullah bin Masud berkata: Aku benar-benar
melihat Rasulullah saw. tertawa sampai kelihatan gigi geraham beliau.
Dikatakan: Itu adalah penghuni surga yang paling rendah kedudukannya
108-Hadist
riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari
Abu Zubair bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah ra. bertanya tentang
kedatangan di akhirat. Jabir berkata: Kita datang pada hari kiamat dari ini dan
ini. Lihat (kedatangan itu di atas manusia). Lalu dipanggillah umat manusia
dengan berhala dan apa yang dahulu disembahnya secara berurutan. Sesudah itu,
Tuhan mendatangi kita seraya berfirman: Siapa yang kalian tunggu? Mereka
menjawab: Kami menunggu Tuhan kami. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian.
Mereka berkata: Sampai kami melihat-Mu. Lalu tampak bagi mereka Tuhan tertawa.
(Akhirnya) Dia membawa mereka dan mereka mengikuti-Nya. Setiap orang di antara
mereka, munafik atau mukmin diberi nur. Mereka terus mengikuti-Nya. Di atas
jembatan neraka Jahanam terdapat besi-besi berkait dan berduri, yang merenggut
barang siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian nur orangorang munafik padam,
sedangkan orang-orang mukmin tetap bersinar. Selamatlah rombongan pertama,
wajah mereka bagaikan bulan purnama. Mereka berkisar 70.000 (tujuh puluh ribu)
orang. Kemudian orang-orang berikutnya, wajah mereka seperti terangnya
bintang-bintang di langit. Demikian seterusnya. Kemudian syafaat diizinkan.
Mereka pun memintakan syafaat, hingga keluar orang-orang yang mengucap: Laa
ilaaha illallah dari neraka dan orang-orang yang di hatinya terdapat kebaikan
seberat gandum. Mereka ditempatkan di halaman surga, sedangkan ahli surga
memerciki mereka dengan air, sampai mereka tumbuh bagaikan tumbuhnya sesuatu
(tumbuhan) di dalam banjir. Hilanglah hangus tubuh mereka. Kemudian ia (orang
terakhir) meminta Allah memberikannya dunia dan sepuluh kali lipatnya
109-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Setiap nabi memiliki doa yang selalu diucapkan. Aku
ingin menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat
110-Hadist
riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa
Nabi saw. pernah bersabda: Setiap nabi mempunyai doa yang digunakan untuk
kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku
pada hari kiamat
|
111-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Tatkala
diturunkan ayat ini: Dan peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat, maka
Rasulullah saw. memanggil orang-orang Quraisy. Setelah mereka berkumpul,
Rasulullah saw. berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda: Wahai Bani
Kaab bin Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Murrah bin
Kaab, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Abdi Syams,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkanlah
diri kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari
neraka! Wahai Bani Abdul Muthalib, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai
Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak
sedikit pun siksaan Allah terhadap kalin. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan
dengan kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh
112-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Ketika
diturunkan ayat ini: Dan berilah peringatan berbentuk ancaman kepada kaum
kerabatmu yang terdekat, yaitu kaum kerabatmu yang benar-benar ikhlas.
Rasulullah saw. keluar dan naik ke bukit Shafa, lalu berteriak: Hati-hatilah!
Orang-orang saling bertanya: Siapa yang berteriak? Di antara mereka berkata:
Muhammad! Mereka pun berkumpul mengerumuni beliau. Beliau bersabda: Wahai Bani
fulan! Wahai Bani fulan! Wahai Bani fulan! Wahai Bani Abdi Manaf! Wahai Bani
Abdul Muthalib! Mereka mengerumuni beliau. Lalu beliau bersabda: Apa pendapat
kalian seandainya aku beritahu kalian bahwa pasukan berkuda akan keluar di kaki
gunung ini. Apakah kalian mempercayaiku? Orang-orang menjawab: Kami telah
buktikan engkau tidak pernah berbohong. Rasulullah saw. bersabda: Aku
peringatkan kalian akan siksa yang sangat pedih. Mendengar itu Abu Lahab
berkata: Celaka engkau! Hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami? Kemudian
ia pergi. Lalu turunlah surat ini, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan ia
benar-benar binasa
113-Hadist
riwayat Abbas bin Abdul Muthalib ra.:
Bahwa
ia berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau dapat memberikan suatu manfaat
kepada Abu Thalib. Karena, dahulu ia merawat dan pernah membelamu. Rasulullah
saw. bersabda: Ya, ia berada di neraka yang paling ringan. Seandainya tidak
karena (berkah) aku, tentu ia berada neraka paling bawah
114-Hadist
riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. mendengar pamannya Abu Thalib dibicarakan dekat beliau, lalu
beliau bersabda: Mudah-mudahan syafaatku dapat memberinya manfaat pada hari
kiamat, sehingga ia ditempatkan di neraka paling ringan yang apinya membakar
kedua mata kakinya sampai mendidihkan otaknya
115-Hadist
riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ahli neraka yang paling ringan siksanya
pada hari kiamat, adalah seseorang yang pada lekukan telapak kakinya diberi dua
bara yang menyebabkan otaknya mendidih
116-Hadist
riwayat Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku
pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda dalam forum terbuka, bukan rahasia:
Ingatlah, bahwa keluarga ayahku (yakni si fulan) bukanlah termasuk waliku.
Sesungguhnya waliku hanyalah Allah dan orang-orang mukmin yang saleh
117-Hadist
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Tujuh puluh ribu orang dari umatku masuk surga tanpa hisab
(tanpa perhitungan amal). Seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada
Allah semoga Dia berkenan menjadikanku bagian dari mereka. Rasulullah saw.
berdoa: "Ya Allah, perkenankanlah, Engkau menjadikannya termasuk di antara
mereka". Kemudian yang lain berdiri pula dan berkata: Wahai Rasulullah,
berdoalah kepada Allah, agar Dia berkenan menjadikanku bagian dari mereka.
Rasulullah saw. bersabda: Engkau telah didahului Ukasyah
118-Hadist
riwayat Sahal bin Saad ra.:
Dari
Abu Hazim dari Sahal bin Saad bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tujuh puluh ribu
orang atau tujuh ratus ribu orang (Abu Hazim ragu mana yang benar antara
keduanya) akan masuk surga saling berpegangan, mereka masuk bersama-sama tidak
ada yang lebih dahulu dan tidak ada yang paling akhir, wajah mereka cerah
seperti bulan purnama
119-Hadist
riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Aku melihat
seorang nabi bersama sekelompok kecil (tidak lebih dari sepuluh orang), ada
lagi nabi yang disertai seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak
disertai seorang pun. Tiba-tiba ditunjukkan padaku kelompok besar. Aku
menyangka mereka adalah umatku. Tetapi lalu dijelaskan: Ini adalah Musa as. dan
kaumnya. Lihatlah ke ufuk! Aku memandang ke sana, ternyata ada kelompok besar.
Dijelaskan lagi kepadaku: Pandanglah ke ufuk yang lain. Ternyata ada juga
kelompok besar. Dijelaskan padaku: Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada
tujuh puluh ribu masuk surga tanpa hisab dan siksa. Kemudian Rasulullah saw. bangkit
dan masuk ke rumahnya. Para sahabat membicarakan siapa yang masuk surga tanpa
hisab dan tanpa siksa. Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang
yang selalu menyertai Rasulullah saw. Sebagian berkata: Mungkin mereka adalah
orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka
saling mengemukakan pendapat masing-masing. Ketika Rasulullah saw. saw. keluar
lagi, beliau bertanya: Apa yang kalian bicarakan? Mereka memberitahu, lalu
Rasulullah saw. bersabda: Mereka adalah orang-orang yang tidak menggunakan
jimat/mantera tidak minta dibuatkan jimat, tidak meramalkan hal-hal buruk dan
hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata:
Berdoalah kepada Allah semoga Dia berkenan menjadikanku termasuk di antara
mereka. Rasulullah saw. bersabda: Engkau termasuk di antara mereka. Kemudian
yang lain berdiri dan berkata: Berdoalah kepada Allah, semoga Dia berkenan
menjadikanku bagian dari mereka. Rasulullah saw. bersabda: Engkau telah
didahului Ukasyah
120-Hadist
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda kepada kami: Ridakah kalian menjadi seperempat penghuni surga?
Kami (para sahabat) bertakbir. Beliau bersabda lagi: Ridakah kalian menjadi
sepertiga penghuni surga? Kami pun bertakbir. Lalu beliau kembali bersabda:
Sungguh, aku berharap kalian dapat menjadi setengah penghuni surga. Aku akan
memberitahukan hal itu kepada kalian. Orang-orang Islam di tengah orang-orang
kafir seperti sehelai rambut putih pada sapi hitam, atau seperti sehelai rambut
hitam pada sapi putih
121-Hadist
riwayat Abu Said ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Hai Adam. Beliau menjawab: Aku patuhi
panggilan-Mu dan kebaikan ada di tangan-Mu. Allah berfirman: Keluarkanlah
ba`tsan naar. Dia (Adam) bertanya: Apa itu ba`tsan naar? Allah berfirman:
Setiap kelipatan seribu, keluarkanlah sembilan ratus sembilan puluh orang.
Perintah Allah kepada (Adam as.) itu terjadi ketika anak-anak beruban: Dan
kandungan setiap wanita yang hamil gugur dan engkau lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi sesungguhnya siksa Allah sangat
pedih. Penuturan Rasulullah saw. tersebut membuat para sahabat merasa khawatir.
Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah lelaki itu (yang seorang di antara
seribu) di antara kami? Rasulullah saw. bersabda: Bergembiralah kalian. Karena,
dari Yakjuj dan Makjuj seribu, sedangkan dari kalian seorang. Kemudian beliau
melanjutkan: Demi Zat yang menguasai diriku.
Sungguh,
aku sangat mendambakan kalian menjadi seperempat penghuni surga. Kami (para
sahabat) memuji Allah dan bertakbir. Lalu beliau bersabda: lagi, Demi Zat yang
menguasai diriku. Sungguh, aku mendambakan kalian menjadi sepertiga penghuni
surga. Kami memuji Allah dan bertakbir. Kemudian kembali beliau bersabda: Demi
Zat yang menguasai diriku. Sungguh, aku mendambakan kalian menjadi separoh
penghuni surga. Perumpamaan kalian di tengah-tengah umat lain, adalah bagaikan
sehelai rambut putih pada kulit sapi hitam, atau seperti belang pada betis
khimar
|
hadis tentang iman
100 hadis tentang iman