kumpulan hadist tentang shalat musafir dan menqasarnya

kumpulan hadist tentang shalat musafir dan menqasarnya

366-Hadist riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:

Awalnya tiap shalat diwajibkan dua rakaat, baik di kediaman (tidak sedang dalam bepergian) atau dalam perjalanan. Kemudian shalat dalam perjalanan tetap (dua rakaat) dan shalat di kediaman ditambah
367-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Dari Hafesh bin Ashim ia berkata: Ibnu Umar bercerita kepada kami, ia berkata: Hai keponakanku! Aku pernah menemani Rasulullah dalam suatu perjalanan beliau. Beliau shalat tidak lebih dari dua rakaat hingga beliau wafat. Aku juga pernah menemani Abu Bakar dalam perjalanannya. Dia shalat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Aku juga pernah menemani Umar. Dia shalat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Aku temani Usman. Dia juga shalat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Allah berfirman: Sesungguhnya dalam diri Rasulullah ada suri teladan bagi kalian
368-Hadist riwayat Anas ra.:

Bahwa Rasulullah saw. menunaikan shalat Zuhur di Madinah sebanyak empat rakaat dan di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat
369-Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Kami pergi dari Madinah ke Mekah bersama Rasulullah saw. Beliau selalu shalat dua rakaat sampai beliau kembali (ke Madinah). Aku bertanya: Berapa lama baginda akan tinggal di Mekah? Beliau menjawab: Sepuluh hari
370-Hadist riwayat Abdullah bin Umar ra.:

Dari Rasulullah saw. bahwa beliau melakukan shalat musafir di Mina dan di tempat lain sebanyak dua rakaat
371-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra.:

Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Usman pernah mengimami shalat kami di Mina sebanyak empat rakaat. Hal itu diceritakan kepada Abdullah bin Masud. Dia membaca istirja`: "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji`uun ", (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali). Dia berkata: Aku shalat bersama Rasulullah saw. di Mina hanya dua rakaat. Aku juga pernah shalat bersama Abu Bakar Sidik di Mina sebanyak dua rakaat. Dan aku pernah shalat bersama Umar bin Khathab di Mina sebanyak dua rakaat. Mudah-mudahan akan mendapat empat rakaat, yaitu dua rakaat, dua rakaat
372-Hadist riwayat Haritsah bin Wahab ra., ia berkata:

Aku pernah shalat bersama Rasulullah saw. di Mina sebanyak dua rakaat dan tidak ada manusia yang membicarakannya
373-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Rasulullah saw. pernah memerintahkan seorang muazin dalam malam yang dingin dan hujan agar shalat di rumah
374-Hadist riwayat Abdullah bin Abbas ra.:

Bahwa ia berkata kepada muazinnya pada hari yang hujan: Apabila engkau telah sampai pada ucapan, "Asyhadu Al-laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad ar rasuulullah", maka jangan engkau lanjutkan dengan ucapan: "Hayya `alas shalah". Katakan: "Shalluu fi buyutikum", (shalatlah kalian di rumah kalian). Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan: Orang-orang nampaknya mengingkari hal itu. Apakah kalian heran dengan hal itu. Padahal hal tersebut pernah dilakukan oleh seorang yang lebih baik dariku (Rasulullah saw.). Shalat Jumat adalah kewajiban. (Tetapi) saya tidak suka membuat kalian merasa berat, berjalan di atas lumpur kotor
375-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. shalat sunat ke arah untanya menghadap
376-Hadist riwayat Abdullah bin Amir bin Rabiah ra.:

Bahwa ayahnya pernah menyaksikan Rasulullah saw. melakukan shalat sunat malam dalam suatu perjalanan di atas punggung hewan tunggangannya, ke arah hewan itu menghadap
377-Hadist riwayat Anas bin Malik ra.:

Dari Anas bin Sirin, ia berkata: Kami pernah bertemu dengan Anas bin Malik ketika ia tiba di Syam. Kami menjumpainya di Ain Tamar. Ketika itu aku melihat ia sedang shalat di atas keledai dan menghadap ke arah kiri kiblat. Aku berkata: Aku melihat engkau shalat menghadap bukan kiblat. Ia menjawab: Seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. melakukannya, niscaya aku tidak akan melakukannya
378-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Apabila Rasulullah saw. tergesa-gesa untuk bepergian, beliau menjamak (menghimpun) shalat Magrib dan Isyak
379-Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Apabila Rasulullah berangkat musafir sebelum matahari tergelincir (condong ke Barat), beliau menangguhkan shalat Zuhurnya ke waktu Asar. Kemudian beliau berhenti singgah dan menjamak antara Zuhur dan Asar. Dan apabila ketika beliau pergi, matahari telah condong ke Barat (tergelincir), maka beliau melakukan shalat Zuhur terlebih dahulu kemudian berangkat
380-Hadist riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Rasulullah saw. pernah menjamak shalat Zuhur dengan shalat Asar, shalat Magrib dengan shalat Isyak bukan pada saat cemas (perang) atau dalam perjalanan
381-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Janganlah seorang dari engkau memberikan peluang kepada setan untuk menggoda dirinya bahwa shalatnya tidak sah apabila ia tidak meninggalkan shalat dari arah kanannya. Saya sering melihat Rasulullah saw. berpaling dari arah kirinya
382-Hadist riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. melewati seorang yang sedang shalat, padahal shalat Subuh sudah didirikan. Beliau berbicara sesuatu kepada laki-laki yang tidak kami ketahui apa yang dibicarakan. Ketika selesai, kami mengelilinginya dan bertanya: Apa yang telah dikatakan Rasulullah saw. kepadamu? Ia berkata: Beliau bersabda kepadaku: Hampir saja salah seorang dari kalian melakukan shalat Subuh sebanyak empat rakaat
383-Hadist riwayat Abu Qatadah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kalian masuk mesjid, maka hendaklah ia melakukan shalat dua rakaat sebelum ia duduk
384-Hadist riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:

Nabi saw. mempunyai tanggungan utang kepadaku, kemudian beliau membayar dan melebihkannya kepadaku. Aku menemui beliau di mesjid. Lalu beliau berkata kepadaku: Shalat sunatlah dua rakaat
385-Hadist riwayat Kaab bin Malik ra.:

Bahwa Rasulullah saw. tidak tiba dari bepergian pada siang kecuali pada siang hari, waktu Duha. Dan apabila beliau tiba, beliau awali datang ke mesjid, lalu shalat sunat dua rakaat kemudian duduk di sana
386-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. melakukan shalat sunat Duha, tetapi akulah yang senantiasa melakukannya. Meskipun Rasulullah saw. tidak mengerjakannya, tetapi beliau senang untuk melakukannya. Hal itu karena beliau khawatir manusia akan mengerjakannya dan kemudian diwajibkan atas mereka
387-Hadist riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Orang yang aku Cintai, yaitu Rasulullah saw. berpesan kepadaku akan tiga hal: Puasa tiga hari pada tiap bulan, shalat Duha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur
388-Hadist riwayat Hafshah ra.:

Dari Ibnu Umar, bahwa Hafshah, Ummul mukminin mengabarkan kepadanya bahwa ketika muazin selesai dari azan shalat Subuh, Rasulullah saw. melakukan shalat sunat dua rakaat dengan ringat sebelum shalat Subuh dilaksanakan
389-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Adalah Rasulullah saw. apabila mendengar suara azan selesai dikumandangkan, beliau melakukan shalat sunat fajar dua rakaat dan meringankan bacaan dalam shalat tersebut
390-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Aku shalat sunat bersama Rasulullah saw., dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isyak dan dua rakaat sesudah Jumat. Adapun Magrib, Isyak dan Jumat, aku shalat sunat rawatib bersama Nabi saw. di rumah beliau
391-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. membaca suatu ayat pun dalam shalat malam sambil duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia. Beliau membaca surat sambil duduk hingga ketika surat yang dibacanya tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk
392-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah Nabi saw. pernah shalat sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu setelah beliau berusia lanjut
393-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. biasa melakukan shalat malam sebanyak sebelas rakaat, satu rakaatnya adalah shalat witir. Setelah selesai shalat, beliau lalu membaringkan tubuhnya miring ke kanan sampai muazin mengumandangkan azan lalu beliau melakukan shalat sunat dua rakaat dengan pendek
394-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra.: Bagaimana shalat Rasulullah saw. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya, Rasulullah saw. melakukan shalat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau melakukannya empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan jangan pula engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah baginda tidur sebelum melakukan shalat witir? Beliau bersabda: Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga
395-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Abu Ishak, ia berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa yang diceritakan oleh Aisyah kepadanya mengenai shalat Rasulullah saw. Katanya: Rasulullah tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam. Kemudian apabila beliau punya kebutuhan terhadap istrinya, maka beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian tidur. Ketika terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk mengambil air. Jika tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu seperti wudu untuk shalat. Kemudian beliau melakukan shalat sunat dua rakaat
396-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah saw. Dia menjawab: Beliau senang beramal yang berkesinambungan. Aku bertanya Lagi: Kapan beliau mengerjakan shalat? Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam jantan berkokok beliau segera bangun dan melakukan shalat
397-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Aku tidak pernah mendapati Rasulullah saw. pada akhir malam sebelum Subuh di rumahku atau di sisiku, kecuali beliau sedang tidur
398-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Adalah Rasulullah saw. apabila selesai melakukan shalat dua rakaat, sunat fajar dan jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan kalau belum bangun, maka beliau akan rebahan
399-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. biasa melakukan shalat malam. Apabila hendak melakukan shalat witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan shalat witir, wahai Aisyah
400-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Setiap bagian waktu malam, Rasulullah saw. pasti melakukan shalat witir dan beliau menyudahi witirnya sampai waktu sahur
401-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Zurarah, bahwa Saad bin Hisyam bin Amir ingin berperang di jalan Allah. Ketika datang ke Madinah, ia bertemu dengan beberapa orang dari penduduk Madinah. Mereka melarang Saad bin Hisyam melaksanakan keinginannya tersebut dan mereka mengabarkannya bahwa pada masa Nabi saw. ada enam orang sahabat bermaksud seperti itu tetapi Rasulullah saw. melarang mereka dan beliau bersabda: Bukankah aku adalah suri teladan bagi kalian semua? Mendengar cerita mereka itu Saad lalu merujuk istrinya yang sudah diceraikan serta mengambil saksi atas rujuknya itu. Setelah itu ia menemui Ibnu Abbas dan bertanya tentang shalat witir Rasulullah saw. Ibnu Abbas berkata: Maukah engkau aku tunjukkan seseorang yang paling tahu witirnya Rasulullah? Saad menjawab: Siapakah ia? Ibnu Abbas menjawab: Aisyah ra. Temui dan bertanyalah kepadanya. Setelah itu datanglah kepadaku dan kabarkan apa jawabannya. Kemudian aku berangkat menemuinya. Di perjalanan aku bertemu dengan Hakim bin Aflah. Aku minta ditemani untuk menemuinya (Aisyah). Lalu ia (Hakim) berkata: Aku bukan kerabatnya dan aku pernah melarangnya berbicara sesuatu tentang (sengketa) dua golongan itu, tetapi ia enggan dan terus pada sikapnya. Kemudian aku yakinkan dengan bersumpah di hadapannya (Hakim). Kami pun akhirnya berangkat menemui Aisyah. Kami minta izin kepadanya dan dipersilakan. Kami masuk ke rumahnya. Aisyah bertanya: Apakah ini Hakim? Ia mengenalnya, maka ia (Hakim) menjawab: Benar. Ia (Aisyah) bertanya lagi: Siapa yang bersamamu? Hakim menjawab: Saad bin Hisyam. Aisyah bertanya lagi: Hisyam siapa? Hakim menjawab: Hisyam bin Amir. Aisyah lalu berdoa semoga Allah memberi rahmat kepada Amir serta mengatakan hal-hal yang baik tentangnya. Qatadah berkata bahwa ia luka-luka ketika perang Uhud. Aku bertanya: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai akhlak Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Bukankah engkau membaca Alquran? Aku menjawab: Tentu. Aisyah berkata: Sesungguhnya akhlak Nabi saw. adalah Alquran. Waktu itu aku hendak berdiri untuk pamitan dan aku sudah bertekad untuk tidak bertanya kepada siapa pun tentang sesuatu apapun sampai aku meninggal dunia. Namun mendadak aku teringat sesuatu, maka aku bertanya: Terangkan kepadaku tentang shalat malam Rasulullah saw. Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah engkau pernah membaca firman Allah: "Wahai orang yang berselimut?" Aku menjawab: Benar. Ia (Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah mewajibkan shalat malam pada awal surat tersebut. Dan selama satu tahun Nabi saw. adn para sahabat melaksanakan kewajiban itu. Selama dua belas bulan, kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di langit, sampai pada bagian akhir surat tersebut akhirnya diturunkan Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu hukum shalat malam menjadi sunat, tidak wajib. Aku berkata lagi: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai shalat witir Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Saya biasa menyediakan alat siwak dan air untuk wudu beliau. Atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari. Setelah bersiwak dan berwudu, beliau melakukan shalat sebanyak sembilan rakaat dan hanya duduk pada rakaat yang kedelapan. Setelah berzikir, memuji dan berdoa kepada Allah, beliau bangkit dan tidak salam. Kemudian beliau berdiri meneruskan rakaat yang kesembilan. Lalu duduk seraya berzikir kepada Allah, menuju dan berdoa kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang terdengar olehku. Sesudah salam masih dalam keadaan duduk, beliau melakukan shalat dua rakaat lagi. Jadi semuanya berjumlah sebelas rakaat. Namun ketika Nabi saw. berusia lanjut dan kian gemuk, beliau hanya melakukan shalat sunat witir sebanyak tujuh rakaat saja. Beliau lakukan di dalam kedua rakaat itu seperti yang beliau lakukan pada yang pertama. Jadi jumlahnya sembilan. Nabi saw. jika melakukan shalat, maka beliau suka untuk terus melestarikannya. Apabila beliau berhalangan, misalnya tertidur atau sakit sehingga tidak dapat malakukan shalat malam, maka beliau akan melakukan di siang hari sebanyak dua belas rakaat. Aku tidak pernah menjumpai Nabi saw. membaca Alquran seluruhnya dalam satu malam dan aku juga tidak pernah menjumpai Nabi saw. melakukan shalat semalaman sampai Subuh atau melakukan puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Setelah mendengar jawaban dari Aisyah tersebut, aku menemui Ibnu Abbas dan menceritakannya kembali kepadanya. Kata Ibnu Abbas: Aisyah benar. Seandainya aku dekat atau boleh menemuinya, niscaya akan aku datangi sendiri ia sehingga ia bercerita langsung kepadaku. Aku berkata: Kalau aku tahu engkau tidak boleh menemuinya, aku tidak akan menceritakan kepadamu ceritanya tersebut
402-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang shalat malam. Beliau menjawab: Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu shalat Subuh, maka hendaklah ia shalat witir satu rakaat untuk mengganjilkan shalat sebelumnya
403-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Barang siapa yang shalat malam, maka hendaklah ia akhiri shalat itu dengan witir, karena Rasulullah saw. memerintahkan hal itu
404-Hadist riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya
405-Hadist riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendirikan shalat malam bulan Ramadan karena iman dan mengharap rela Allah, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu
406-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Bahwa pada suatu malam Rasulullah saw. shalat di mesjid, lalu datang beberapa orang ikut shalat bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya, manusia semakin banyak yang ikut shalat bersama beliau. Kemudian pada malam yang ketiga atau keempat banyak sekali orang yang berkumpul menunggu Rasulullah saw., tetapi Rasulullah saw. tidak keluar menemui mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar shalat bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan
407-Hadist riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Pada malam tersebut Nabi saw. bangun lalu memenuhi hajatnya. Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya, beliau tidur, kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya. Kemudian beliau berwudu sebaik dan sesempurna mungkin lalu beliau shalat. Melihat beliau berdiri untuk shalat, aku pun ikut shalat. Aku bergegas wudu dengan diam-diam. Semula aku memilih tempat di sebelah kiri, namun kemudian beliau menarik tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah saw. secara sempurna melakukan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah sejenak rebahan, beliau lantas tidur hingga mendengkur. Dan kebiasaan beliau kalau tidur memang mendengkur. Lalu Bilal datang dan mengumandangkan azan shalat. Nabi bergegas bangun lalu shalat tanpa wudu terlebih dahulu. Doa yang beliau panjatkan ialah: Ya Allah, nyalakan dalam hatiku suatu cahaya, pada pandanganku suatu cahaya, dari arah kananku suatu cahaya, dari arah kiriku suatu cahaya, di atasku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan di depanku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan limpahkanlah cahaya kepadaku
408-Hadist riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:

Aku bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Kami tiba di sebuah jalan yang menghubungkan pada suatu tempat yang ada air. Rasulullah saw. bertanya: Tidakkah engkau dan untamu ingin mendapatkan air, wahai Jabir? Aku menjawab: Tentu. Rasulullah saw. lalu turun. Seperti halnya aku, beliau pergi memenuhi hajatnya. Seterusnya aku menyediakan air wudu untuk beliau. Setelah wudu, beliau bersiap-siap untuk shalat dengan satu kain yang kedua ujungnya diikat. Aku berdiri di belakang beliau. Lalu beliau memegang telingaku agar aku pindah ke sebelah kanan beliau
409-Hadist riwayat Ibnu Abbas ra.:

Bahwa Rasulullah saw. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan shalat, beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau
410-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra.:

Dari Abu Wail, ia berkata: Abdullah berkata: Aku pernah shalat bersama Rasulullah saw., beliau memperpanjang (bacaan), sampai aku berniat yang bukan-bukan. Dikatakan: Apa yang engkau niatkan? Ia berkata: Aku berniat untuk duduk dan membiarkan beliau
411-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Dilaporkan kepada Rasulullah saw. tentang seorang yang tidur pada malam hari sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua telinganya
412-Hadist riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:

Bahwa Nabi saw. pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah. Beliau bertanya: Tidakkah kalian akan shalat? Ali menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika Allah berkehendak membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan kami akan shalat). Kemudian Rasulullah saw. pergi setelah aku berkata demikian. Kemudian sambil meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali mendengar beliau bersabda: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah
413-Hadist riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan shalat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas
414-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Laksanakanlah shalat sunat di rumah kalian dan janganlah engkau jadikan rumah kalian itu seperti kuburan
415-Hadist riwayat Abu Musa ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Perumpamaan rumah yang tempat mengingat Allah dan rumah yang bukan tempat mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati
416-Hadist riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata:

Rasulullah saw. membatasi suatu tempat dengan alas atau tikar. Lalu beliau keluar untuk shalat di situ. Beberapa orang sahabat mengamati tempat tersebut dan lain waktu mereka datang untuk melakukan shalat di tempat beliau itu. Pada suatu malam mereka datang dan Rasulullah saw. tidak mau keluar menemui mereka. Lantas mereka berteriak mamanggilnya bahkan ada yang melempari pintu dengan batu-batu kecil. Dengan marah, Rasulullah saw. keluar menemui mereka dan bersabda: Kalian masih saja melakukan apa yang kalian buat sampai aku menyangka bahwa hal itu (shalat sunat) akan diwajibkan kepada kalian. Kalian harus shalat sunat di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib
417-Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Rasulullah saw. masuk mesjid dan didapati ada seutas tali direntangkan di antara dua tiang. Beliau bertanya: Apa ini? Para sahabat menjawab: Untuk Zainab, ia hendak shalat, kalau ia merasa malas atau lemas di tengah shalat maka ia berpegangan pada tali tersebut. Rasulullah saw. bersabda: Lepaskan tali itu. Hendaklah setiap orang dari kalian shalat dengan kekuatannya sendiri. Jika ia sedang malas atau merasa lemah, maka hendaklah ia duduk
418-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam shalat, maka duduklah sampai hilang rasa kantuk itu. Sebab jika salah seorang dari kalian shalat dengan mengantuk, maka pikirannya hilang, mungkin ia ingin meminta ampunan, tetapi malah mencaci dirinya sendiri
419-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Bahwa Nabi saw. mendengar seorang laki-laki membaca Alquran tengah malam. Beliau bersabda: Semoga Allah merahmatinya. Sungguh ia telah mengingatkan aku ayat ini dan ayat ini yang aku terlupa ayat surat ini dan surat ini
420-Hadist riwayat Abdullah bin Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Alquran adalah seperti unta yang ditambatkan. Apabila ia menjaganya, maka unta itu akan tetap pada tempatnya dan apabila ia lepaskan ikatannya, maka ia akan pergi
421-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Yang terburuk seseorang di antara mereka adalah orang yang mengatakan: Aku lupa ayat ini ayat ini. Tetapi sebenarnya ia telah dibuat lupa. Ingatlah terus Alquran, sebab sesungguhnya ia lebih mudah lepas dari hati manusia dibandingkan (terlepasnya) unta dari tambatannya
422-Hadist riwayat Abu Musa ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Komitmenlah (tetaplah) kalian membaca Alquran ini, demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya Alquran itu lebih cepat terlepas dibandingkan dengan (terlepasnya) unta dari tambatannya
423-Hadist riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti Dia izinkan kepada nabi untuk melagukan bacaan Alquran
424-Hadist riwayat Abu Musa ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Musa: Kalau engkau melihat aku saat aku mendengarkan bacaanmu kemarin, sungguh engkau telah diberi seruling (maksudnya suara yang merdu) dari seruling keluarga Nabi Daud
425-Hadist riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani ra., ia berkata:

Pada tahun penaklukan Mekah, Nabi saw. membaca surat Al-Fath dalam perjalanannya di atas hewan tumpangannya. Beliau mengulang-ulangi bacaannya
426-Hadist riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:

Salah seorang sahabat membaca surat Al-Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang tertambat dengan tali panjang. Tiba-tiba awan menaunginya, lalu berputar dan mendekat sehingga kuda itu menghindar darinya. Pada pagi harinya sahabat itu datang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa yang dialaminya kepada beliau. Nabi saw. bersabda: Itu adalah sakinah (ketenangan) yang turun karena bacaan Alquran
427-Hadist riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti perumpamaan buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma, tidak ada baunya sama sekali namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti buah raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah peria, tidak ada baunya sama sekali dan rasanya pahit
428-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Orang yang pandai membaca Alquran akan bersama para rasul yang mulia dan taat-taat. Adapun orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat karena sulit baginya membaca Alquran, maka ia mendapat dua pahala
429-Hadist riwayat Anas bin Malik ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda kepada Ubay bin Kaab: Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membaca (Alquran) di hadapanmu. Ubay dengan nada agak tak percaya bertanya: Allah menyebut-nyebutku? Rasulullah saw. menjawab: Ya, Allah menyebut-nyebutmu. Seketika itu Ubay menangis, terharu
430-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran diturunkan? Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa'. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu). Aku angkat kepalaku atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata
431-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Aku berada di Homs. Sebagian orang berkata kepadaku: Bacakan Alquran kepada kami. Lalu aku bacakan kepada mereka surat Yusuf. Lalu salah seorang dari kaum itu berkata: Demi Allah, bukan demikian surat ini diturunkan. Aku bilang padanya: Celaka engkau, demi Allah, sesungguhnya aku pernah membacakannya pada Rasulullah saw. Lelaki itu akhirnya berkata kepadaku: Engkau benar
432-Hadist riwayat Abu Masud Al-Badri ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah pada suatu satu malam, maka ayat itu akan menjadi pelindung dirinya
433-Hadist riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Bahwa Rasulullah saw. mengutus seorang lelaki sebagai komandan pasukan ekspedisi. Dalam shalat, ia bertindak sebagai imam bagi sahabat lainnya, membaca surat mengakhiri bacaan dengan "qul huwallahu Ahad", surat Al-Ikhlas. Ketika pasukan pulang, hal itu diceritakan kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: Tanyakan saja langsung kepadanya, mengapa ia membaca surat itu? Mereka lalu menanyakannya. Ia menjawab: Karena sesungguhnya surat itu adalah sifat Allah Yang Maha Pemurah dan aku senang membacanya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Kabarkan kepadanya bahwa Allah mencintainya
434-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan di waktu malam dan di waktu siang
435-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain
436-Hadist riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:

Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang aku baca dan yang Rasulullah saw. ajarkan kepadaku. Hampir saja aku menyalahkannya ketika ia sedang membaca, tetapi aku biarkan saja sampai ia selesai. Setelah selesai, aku pegang dengan kuat sorban yang berada di lehernya dan aku bawa ia menghadap Rasulullah saw. Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca surat Al-Furqan tidak seperti yang baginda ajarkan kepadaku. Rasulullah saw. bersabda: Suruh ia untuk membacanya. Ia (Hisyam) pun membaca bacaan yang sebelumnya aku dengar sebelumnya. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah surat itu diturunkan. Kemudian beliau menyuruhku: Bacalah. Aku pun membacanya. Lalu beliau bersabda: Demikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Alquran itu diturunkan atas tujuh dialek. Maka bacalah dengan bacaan yang mudah di antaranya
437-Hadist riwayat Ibnu Abbas ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jibril as. pernah mengajarkan aku satu dialek. Kemudian aku mengulang-ulanginya dan aku selalu minta supaya ia mau menambahnya, maka ia menambahkannya sampai ia berhenti pada tujuh dialek
438-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra.:

Dari Abu Wail, ia berkata: Telah datang seorang lelaki bernama Nahik bin Sinan kepada Abdullah seraya berkata: Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana engkau membaca huruf ini, "alif" atau "ya" pada ayat "min maain ghaira aasin" atau "min maain ghaira yaasin". Ia berkata: Lalu Abdullah berkata: Seluruh Alquran sudah aku teliti kecuali yang ini. Ia berkata lagi: Sungguh aku membaca dua surat pendek dalam satu rakaat. Kemudian Abdullah berkata: Cepat sekali, seperti membaca syair dengan cepat, sesungguhnya banyak orang yang membaca Alquran seakan tidak melewati tenggorokannya, tapi seandainya sampai ke hati lalu melekat, maka akan bermanfaat. Sesungguhnya yang paling utama dalam shalat adalah rukuk dan sujud dan sesungguhnya aku tahu benar surat-surat yang hampir sama pendeknya yang Rasulullah saw. selalu menggandengnya dua surat pada tiap rakaat. Lalu Abdullah berdiri dan Alqamah masuk di belakangnya. Kemudian ia keluar dan berkata: Ia telah mengabarkannya kepadaku
439-Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra.:

Abu Ishak telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku melihat seseorang bertanya kepada Aswad bin Yazid, ketika ia sedang mengajarkan Alquran di mesjid. Orang itu berkata: Bagaimana engkau membaca ayat berikut ini: "Fahal min muddakir", apakah pakai huruf "dal" atau huruf "dzal"? Ia menjawab: Pakai huruf "dal", aku mendengar Abdullah bin Masud berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. membaca "muddakir" pakai huruf "dal"
440-Hadist riwayat Abu Darda ra.:

Dari Alqamah, ia berkata: Kami tiba di Syam kemudian Abu Darda datang menemui kami dan bertanya: Apakah ada salah seorang dari kalian yang membaca seperti bacaan Abdullah? Aku menjawab: Ya, ada, aku sendiri. Ia bertanya lagi: Bagaimana engkau mendengar Abdullah membaca ayat berikut ini wal laili idzza yaghsyaa. Aku jawab: Aku mendengar Abdullah membaca, "wallaili idzza yaghsyaa", setelah itu, "wadz dzakari wal untsaa". Ia berkata: Demi Allah, begitulah aku mendengar Rasulullah saw. membacanya, tetapi mereka menginginkan aku membaca: "wa maa khalaqa", namun aku tidak memperhatikan mereka
441-Hadist riwayat Umar bin Khathab ra.:

Bahwa Rasulullah saw. melarang shalat sesudah Subuh sampai matahari terbit dan sesudah Asar sampai matahari terbenam
442-Hadist riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada shalat setelah shalat Asar sampai matahari terbenam dan tidak ada shalat sesudah shalat Subuh sampai matahari terbit
443-Hadist riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian menunggu untuk melakukan shalat ketika matahari terbit dan ketika matahari terbenam
444-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Apabila pinggiran matahari telah kelihatan, maka tangguhkanlah shalat sampai bersinar terang. Dan apabila pinggiran matahari mulai terbenam, maka tangguhkanlah shalat sampai terbenam
445-Hadist riwayat Ummu Salamah ra.:

Dari Kuraib bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Miswar bin Makhramah mengutusnya untuk menemui Aisyah, istri nabi. Mereka berkata: Ucapkan salam kami kepadanya dan tanyakan kepadanya tentang shalat dua rakaat sesudah Asar. Katakan pula kepadanya bahwa kami mendengar kabar bahwa ia juga melakukan shalat dua rakaat sesudah Asar tersebut. Padahal yang kami dengar, Rasulullah saw. melarang kami melakukannya. Kata Ibnu Abbas: Waktu itu aku bersama Umar bin Khathab segera beranjak meninggalkan tempat untuk menjauh. Kemudian cerita Kuraib: Aku lalu menemui Aisyah dan menyampaikan apa yang mereka pesankan padaku. Aisyah menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah Aku lalu pulang menemui orang-orang yang menyuruhku tadi dan aku beritahu apa jawaban Aisyah. Mereka kemudian menyuruhku menemui Ummu Salamah untuk menanyakan hal yang sama. Ummu Salamah menjawab: Aku memang pernah mendengar Rasulullah saw. melarangnya. Namun kemudian aku juga pernah melihat beliau melakukannya. Waktu itu beliau baru saja selesai melakukan shalat Asar. Lalu beliau masuk ke rumah yang pada saat itu aku sedang bersama beberapa wanita dari bani Haram golongan Ansar. Beliau lalu melakukan shalat dua rakaat tersebut. Aku lalu menyuruh seorang jariyah untuk berdiri di samping beliau untuk menanyakan dua rakaat yang beliau lakukan itu, padahal beliau pernah melarangnya. Tetapi aku sudah pesan kepada jariyah yang aku suruh tadi, kalau beliau memberikan isyarat dengan tangannya maka tunggulah. Jariyah itu pun melaksanakan perintahku, dan ternyata beliau memang memberikan isyarat dengan tangannya. Maka ia pun bersabar. Ketika selesai, beliau bersabda: Wahai putri Abu Umayah. Engkau telah menanyakan tentang shalat dua rakaat sesudah Asar yang aku lakukan tadi. Ketahuilah, sesungguhnya tadi beberapa orang dari suku Abdul Qais datang kepadaku mengurus kaumnya yang masuk Islam, sehingga aku terlambat melakukan dua rakaat sesudah shalat Zuhur. Maka itu tadi adalah dua rakaat yang belum sempat aku lakukan itu
446-Hadist riwayat Aisyah ra.:

Dari Abu Salamah ra. bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra. tentang shalat dua rakaat (shalat sunat) yang dilakukan Rasulullah saw. sesudah shalat Asar. Aisyah menjawab: Biasanya beliau melakukannya sebelum Asar, kemudian karena ia sibuk (tidak sempat) atau lupa, maka ia melakukannya setelah shalat Asar. Lalu beliau menetapkannya. Kebiasaan beliau adalah jika melakukan shalat tertentu (sunat), beliau menetapkannya
447-Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Dahulu pada masa Rasulullah saw. kami pernah melakukan shalat dua rakaat setelah matahari terbenam, yaitu sebelum shalat Magrib. Aku lalu bertanya lagi kepada Anas: Apakah Rasulullah saw. pernah melakukannya? Anas menjawab: Beliau melihat kami melakukannya, tapi beliau tidak menyuruh dan tidak melarang kami
448-Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Kami sedang berada di Madinah ketika muazin mengumandangkan azan untuk shalat Magrib, orang-orang berlomba ke tiang-tiang mesjid untuk melakukan shalat sunat dua rakaat sebelum Magrib, sampai-sampai seseorang yang masuk mesjid mengira bahwa shalat Magrib telah dilaksanakan karena banyaknya orang yang melakukannya
449-Hadist riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Antara setiap azan dan iqamat itu ada shalat. Beliau mengucapkan tiga kali dan pada perkataannya yang ketiga beliau menambahkan: Bagi orang yang mau
450-Hadist riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:

Rasulullah saw. melakukan shalat khauf dengan salah satu kelompok sebanyak satu rakaat, dan kelompok yang lain (tidak ikut shalat) bersiaga menghadap musuh. Kemudian mereka (yang belum shalat) beralih menempati tempat teman-temannya (yang telah menyelesaikan shalat satu rakaat bersama Rasulullah saw. dan satu rakaat mereka selesaikan masing-masing), gantian mereka yang menghadap musuh. Lalu mereka (yang belum shalat) datang untuk shalat bersama Nabi saw. satu rakaat, kemudian Nabi saw. mengakhiri shalatnya dengan salam. Kemudian mereka (yang baru shalat satu rakaat) menyelesaikan satu rakaat lagi
451-Hadist riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:

Suatu ketika aku turut melakukan shalat khauf bersama Rasulullah saw. Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Rasulullah saw. sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi saw. takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau rukuk, kami semua ikut rukuk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, kami semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur. Kemudian Nabi saw. rukuk dan kami semua ikut rukuk. Kemudian Nabi mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai sujud bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi saw. mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin mereka
452-Hadist riwayat Sahal bin Abu Hatsmah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. melakukan shalat khauf bersama sahabat-sahabatnya. Beliau membariskan mereka di belakang belian dalam dua barisan. Bersama barisan pertama, beliau melakukan shalat satu rakaat. Kemudian beliau berdiri dan terus berdiri sampai barisan yang ada di belakangnya menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian mereka (yang belum shalat) maju, dan barisan yang shalat lebih dahulu mundur ke belakang. Lalu bersama mereka (yang belum shalat), beliau shalat satu rakaat. Kemudian duduk sambil menunggu mereka yang terlambat (baru mendapat satu rakaat), menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian beliau salam
453-Hadist riwayat Jabir ra., ia berkata:

Aku ikut bersama Rasulullah saw. dalam pertempuran Dzaatur riqa. Suatu saat kami berada di dekat sebuah pohon yang cukup rindang sekali. Aku persilakan beliau beristirahat di bawahnya. Lalu datanglah seorang laki-laki dari kaum musyrik. Pada waktu itu pedang Rasulullah saw. digantungkan di atas pohon. Laki-laki itu lalu mengambil pedang Nabi saw. dan menghunusnya. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah engkau takut kepadaku? Beliau menjawab: Tidak. Laki-laki itu bertanya: Siapa yang akan menjagamu dari aku? Beliau menjawab: Allah yang akan menjagaku darimu. Pada saat itu para sahabat Rasulullah berhasil menggertak laki-laki tersebut, sehingga akhirnya ia memasukkan pedang itu ke sarungnya dan menggantungnya ke tempatnya semula. Setelah itu terdengar suara azan shalat. Beliau lalu melakukan shalat dua rakaat bersama satu kelompok kemudian mereka mundur. Lalu beliau melakukan shalat dua rakaat lagi bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah saw. melakukan shalat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat